Tokoh – Tokoh Gereja di Australia Menolak Paspor Vaksin
Sejumlah tokoh dan warga gereja dari berbagai denominasi di Australia menolak rencana penerapan paspor vaksinasi.
Surat terbuka itu, yang diberi nama Deklarasi Hezekiel (The Ezekiel Declaration), diprakarsai oleh Timothy Grant dari Gereja Baptis Mount Isa, Matthew Littlefield dari Gereja Baptis New Beith dan Warren McKenzie dari Gereja Baptis Biota.
PM Scott Morrison dan Menteri – Menteri Utama negara – negara bagian mendukung ide di mana bisnis diizinkan menolak pelanggan yang tidak bisa menunjukkan sertifikat vaksinnya.
Para penandatangan Deklarasi Ezekiel mengingatkan Scott Morrison bahwa pemberlakuan paspor vaksin akan menjurus kepada berbagai konsekuensi buruk.
Mereka mengutip seorang teolog Kristen, Abraham Kuyper, yang pada tahun 1880 menulis, dalam kaitan dengan sertifikasi vaksin cacar, bahwa tirani tersembunyi dari sertifikasi semacam itu “adalah senyata ancaman terhadap sumberdaya spiritual bangsa akibat epidemik cacar itu sendiri“. Abraham Kuyper adalah Perdana Menteri Belanda periode 1901 – 1905.
Mereka sependapat dengan telaah Kuyper dengan sejumlah alasan.
Pertama, penerapan paspor vaksin akan menciptakan dua lapis masyarakat, hal yang tak etis. Mereka mengingatkan bahwa anggota masyarakat yang saat ini menolak vaksinasi boleh jadi memiliki alasan kuat. Salah satunya adalah karena vaksin ini masih dalam tahap uji klinis, seperti dinyatakan sendiri oleh Menteri Kesehatan Greg Hunt yang mereka kutip: “Dunia sedang disibukkan dengan pengujian klinis terbesar, pengujian vaksinasi global terbesar, dan kita akan memiliki data yang sangat banyak.”
Kedua, masyarakat telah dibebani terlalu berat sejak awal pandemik melalui pengekangan moblitas masyarakat. Pewajiban vaksinasi secara tak langsung lewat paspor vaksin akan semakin menambah beban masyarakat.
Ketiga, suara hati (conscience) seharusnya tidak boleh dipaksa. Suara hati adalah ungkapan terdalam yang menghidupi individu yang memungkinkan seseorang menyembah Tuhan sekaligus mematuhi otoritas pemerintah yang sah. Pemaksaan terhadap suara hati mengakibatkan seseorang tak pernah mengalami kedamaian, baik di hadapan Tuhan maupun di hadapan pemerintah. Kembali mereka mengutip Kuypers: “Oleh sebab itu suara hati merupakan perisai kemanusiaan seseorang, akar dari kebabasan sipil, sumber kebahagiaan bangsa.”
Keempat, kasus-kasus terobosan (breakthrough cases) menjadi bukti bahwa pewajiban vaksinasi seabagai syarat hidup normal tidak masuk akal karena tidak sepenuhnya melindungi warga dan juga tidak secara total menghentikan infeksi. Diskriminasi terhadap warga yang tidak atau enggan divaksin seakan memvonis bahwa yang bersangkutan secara otomatis menjadi ancaman kesehatan masyarakat.
Kelima, dalam hal kegiatan kegerejaan, Gereja tidak mungkin menolak jemaat yang ingin mengikuti kebaktian hanya karena ia tidak divaksin. Penolakan semacam itu mengkhianati Sang Penyelamat yang menuntut Gereja memberi dukungan bagi jemaat.
Penandatangan terdiri dari para pemimpin gereja dari berbagai denominasi.
Bunyi Deklarasi Hezekiel selengkapnya dapat diakses di sini. (brk/*)