Bandar Udara Binaka Gunungsitoli
Oleh: Drs. Manahati Zebua, M.Kes., MM*
BINAKA, merupakan nama salah satu Bandar Udara di Indonesia. Dimana itu? Bandar udara nan jauh di sebelah barat Indonesia yaitu Pulau Nias.
Pulau Nias terletak di sebelah barat Sumatera, yang berbatasan dengan Lautan Hindia (lautan yang banyak pencuri ikannya dan mungkin bentuk kriminal yang lain). Bandar Udara Binaka terletak di kecamatan Gunungsitoli, Sumatera Utara yang berlokasi di Jl. Pelabuhan Udara Binaka Km.19,5 Gunungsitoli.
Menurut Walikota Gunungsitoli, panjang landas pacu 1.800 m dan direncanakan akan diperpanjang menjadi 2.300 m. Jadi ada tambahan panjang landas pacu 500 m. Pertanyaannya adalah mengapa tidak ditambah 1.000 m sekalian sehingga panjang landas pacu menjadi 2.800 m?
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan apabila panjang landasan menjadi 2.800 m, antara lain: 1. Bisa didarati pesawat-pesawat berbadan lebar dengan mantap seperti Boeing dan Airbus; 2. Pesawat dari luar negeri bisa langsung mendarat di Binaka; 3. Kegiatan pariwisata Kepulauan Nias cepat berkembang; 4. Jalur penerbangan dalam negeri bisa cepat berkembang di Kepulauan Nias, baik pesawat-pesawat dari Sumatera, Batam, Jawa, Bali, dan Lombok.
Nah, apabila jalur penerbangan dalam dan luar negeri bisa cepat berkembang di Binaka Gunungsitoli, lalu lintas manusia menjadi semakin banyak yang melewati Pulau Nias. Semakin banyak manusia menginjakkan kaki di bumi Pulau Nias, akan berdampak banyak pada kondisi ekonomi masyarakat yang berkembang cepat dan bertambahnya penerimaan yang mengisi kantong-kantong pemerintah daerah dalam bentuk pajak dan uang retribusi lainnya.
Dengan demikian rencana untuk menambah landas pacu pesawat di Binaka, jangan dibuat tanggung tetapi sekalian mantap sehingga dampaknya menjadi terasa bagi perkembangan pariwisata Kepulauan Nias ke depan. Jadi sekali dayung, bisa melewati beberapa pulau he he.
Penambahan lebar dan panjang landas pacu pesawat di Binaka Gunungsitoli sangat menarik dan sangat penting dilakukan. Apalagi penambahan landas pacu tersebut sudah disetujui Pemerintah Pusat melalui Menteri Perhubungan EE Mangindaan pada tahun 2013. Ini sebuah peluang emas bagi Kepulauan Nias untuk cepat keluar dari sebutan ‘daerah tertinggal’.
Tugas yang diemban dan diamanahkan kepada Pemerintah Kabupaten/Pemerintah Kota Nias yaitu untuk mencari terobosan-terobosan baru dalam memainkan segala upaya menuju Kepulauan Nias yang bermasadepan cerah. Tugas ini memang tidak mudah tetapi kalau disertai jiwa wirausaha pada level kepala daerah dan kepala SKPD, kita percaya bahwa bisa dilakukan.
Mengenai tambahan pembangunan landas pacu pesawat di Binaka, mungkin yang perlu diperhatikan yaitu masalah caring (perhatian) pada kebutuhan para penumpang pesawat. Seperti halnya Bandara Changi di Singapura, masalah caring menjadi perhatian utama dari yang membangun bandara Changi termasuk pemerintahannya. Semua ini dilakukan sebagai upaya memberikan kepuasan bagi para penumpang yang takeoff dan landing di Bandara Changi.
Apa saja bentuk caring yang ditampilkan pada Bandara Changi Singapura?, antara lain food court, tempat bermain anak, fasilitas Wi-Fi, enam taman terbuka, kamar hias bagi wanita, business centre, supermarket, bioskop 24 jam gratis bagi penumpang, gerai ritel, area tidur 24 jam, tempat ibadah, kolam renang, dan yang lain.
Bagaimana gambaran pembangunan dan pengembangan bandara Binaka di Gunungsitoli? Dapatkah perihal caring dapat dibangun di Binaka meskipun hanya sebagian dulu, sedang yang lain menyusul? Yang utama di sini adalah telah dibuat maket pembangunan Bandar udara Binaka terlebih dahulu, sedang pembangunannya bisa dilakukan secara bertahap.
Melalui informasi yang disampaikan Walikota tahun 2013 yang lalu dan Bupati Kabupaten Nias belum lama ini, bahwa akan diperpanjang landas pacu pesawat di Binaka. Terpampang banyak harapan bahwa Kepulauan Nias segera bangkit. Kita membayangkan bahwa ombak di Sorake dan Lagundri, Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan, akan segera dipenuhi para peselancar dari dalam dan luar negeri.
Bahkan mungkin pemerintah daerah akan mengagendakan iven dengan menyelenggarakan lomba selancar atau lomba perahu layar tingkat internasional di Kepulauan Nias setiap tahun. Wah kalau ini terjadi tentu kita semua sangat bangga menjadi ‘Ono Niha’ (orang Nias).
Menurut Nias Bangkit.Com edisi 11 Mei 2013, beberapa wisatawan yang datang di Kepulauan Nias mengakui bahwa ombak laut di Kepulauan Nias masih yang terbaik di dunia. Ombak di Kepulauan Nias lebih bagus daripada Bali.
Mengapa? Karena ombak laut di Kepulauan Nias, ombaknya besar, tinggi, dan terus-menerus. Pengakuan mereka memang sebuah fakta yang ada di Kepulauan Nias. Apalagi bila ditambah keunikan lain, yang telah dimiliki oleh Kepulauan Nias seperti atraksi lompat batu, tari maena, tari moyo, dan batu megalith yang terletak di Gomo dan di Desa Lasara Kecamatan Botomuzoi, Desa Hiliweto dan Lahemo Kecamatan Gido. Tentu berbagai hal yang unik dan hanya terdapat di Kepulauan Nias, serta didukung hadirnya perpanjangan landas pacu pesawat di Binaka, tentu akan meningkatkan jumlah lalu lintas manusia yang berkunjung di Kepulauan Nias.
Semakin banyak manusia yang berkunjung di Kepulauan Nias, tentu dampaknya banyak. Dampak positifnya yaitu terjadinya perputaran uang yang tinggi di Kepulauan Nias. Perputaran uang yang banyak di Kepulauan Nias bersumber dari para pengunjung yang datang di Kepulauan Nias. Mulai dari pengeluaran wisatawan untuk penginapan, makan, transportasi lokal, pemandu wisata (tour guide), warung makan/restoran, retribusi masuk objek dan daya tarik wisata, sampai pengeluaran untuk beli oleh-oleh, baik berupa makanan maupun berupa souvenir.
Dampak lain yaitu semakin banyak investor yang masuk di Kepulauan Nias untuk berinvestasi pada berbagai peluang usaha yang muncul berkaitan dengan lalu lintas manusia yang semakin maningkat di Kepulauan Nias. Investor tidak perlu dicari atau diundang, tetapi mereka datang sendiri.
Investor yang telah berjiwa wirausaha selalu mencari dan mencari berbagai peluang yang akan terjadi di masa yang akan datang di Kepulauan Nias. Apa masih ada dampak lain? Tentunya masih banyak seperti memunculkan jiwa wirausaha pada orang-orang Nias di wilayah Kepulauan Nias berkenaan dengan banyaknya pertemuan antara yang berkunjung dengan yang dikunjungi.
Melihat perkembangan yang mungkin terjadi ke depan, maka Pemerintah Kabupaten/Pemerintah Kota tentu mulai menyiapkan diri menyongsong perubahan-perubahan yang akan terjadi di Kepulauan Nias. Penyiapan diri yang dimaksud berkaitan dengan kebijakan-kebijakan yang akan segera dikeluarkan berkenaan dengan kondisi ini. Kondisinya adalah Kepulauan Nias merupakan ‘Balinya Sumatera’, sebagai tujuan wisata utama di Kawasan Barat Indonesia. Atau sesuai informasi yang dipercaya, bahwa Kepulauan Nias sekarang sudah menjadi kawasan strategi pariwisata nasional (KSPN).
Kepulauan Nias sebagai KSPN, tentu banyak hal yang akan disiapkan antara lain, penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang akan bekerja pada sektor pariwisata, penyiapan satu pintu bagi pengurusan izin bagi investor, penyiapan rencana tata ruang wilayah (RTRW) baik di sekitar ibu kota Kabupaten dan Kota, ibu kota kecamatan dan di sekitar objek dan daya tarik wisata. Penyiapan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat juga perlu disiapkan dalam upaya menyongsong lalu lintas manusia yang akan semakin banyak di Kepulauan Nias, termasuk juga penyiapan lokasi terminal utama dan terminal-terminal penunjang (satelit) untuk mengantisipasi mobilisasi manusia dari daerah tertentu ke daerah lain di Kepulauan Nias.
Berkaitan dengan kesiapan-kesiapan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten/Pemerintah Kota untuk menghadapi perubahan-perubahan ini, kita berharap bahwa Beliau-beliau itu sudah memasang kuda-kuda untuk itu. Artinya, sekali serang musuh langsung jatuh. Sekali bertindak, manfaat yang akan diterima warga masyarakat menjadi nyata, hidup semakin baik.
Bagaimana sebaiknya pembangunan landas pacu pesawat di Binaka dan bagaimana kebijakan-kebijakan yang akan dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten/Pemerintah Kota, tentu diperlukan pemikiran-pemikiran yang positif dari Bapak/Ibu/Saudara sekalian. Anda berpendapat berarti Anda mendulang emas yang akan Anda kirim (berikan) di Kepulauan Nias tercinta.
*Penulis buku: Inspirasi Pengembangan Pariwisata di Daerah (2014), tinggal di Yogyakarta.
Mantap…artikel yang bagus dan patut direalisasikan.
Artikel dengan pemaparan yang jelas, namun untuk merealisasikan gagasan dari bapak tentu membutuhkan respon dari pihak-pihak terkait, khususnya aparat pemerintahan daerah.
Harapan saya semoga gagasan ini bisa didengarkan.
Salam…