Bantah ‘Matikan’ Pantai Sorake, Pemda Nisel Janjikan Pengembangan
“Itu tidak benar. Malah sebaliknya, petunjuk bupati kepada kami sebagai pejabat baru agar memberikan perhatian besar bagi pembenahan dan pengembangan objek wisata Sorake/Lagundri sehingga roh pariwisata yang pernah hadiri di sana pada era 70-80-an bisa kembali normal bahkan lebih dahsyat lagi,†ujar Plt Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Nisel Faböwösa Laia kepada Nias Online, Kamis (22/8/2013).
Dia menjelaskan, pembenahan dan pengembangan pariwisata telah menjadikan kebijakan Pemda Nisel, yakni dalam urutan ke-4 skala prioritas seperti tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2011-2016.
Dia mengakui, selama ini memang ada kekurangoptimalan menerjemahkan program bupati tersebut. Dia juga mengatakan melakukan pembenahan dan pengembangan itu tidak semudah membalik tangan.
Namun dia berjanji. Ke depan pihaknya akan serius mewujudkan program itu. Dalam waktu dekat, jelas dia, pihaknya juga akan menyusun rencana umum di bidang kepariwisataan.
Pihaknya juga akan mengidentifikasi persoalan yang ada selama ini. Selanjutnya, dari situ akan menentukan kapan pembenahan akan dimulai.
Penambangan Pasir
Terkait masih maraknya penambangan pasir di Pantai Sorake/Lagundri, kata dia, sebenarnya penertiban itu bukan kewenangan dinas yang dipimpinnya.
Sebab, tambah dia, payung hukum untuk penertiban itu sudah ada berupa Perda tentang penambangan golongan C. Dengan payung hukum itu, maka Badan Lingkungan Hidup dan Satuan Polisi Pamong Praja berwenang melakukan penertiban itu.
“Perda bahan galian C sudah ada. Tapi penertiban di lapangan, kita harapkan Satpol PP dan Badan Lingkungan Hidup. Mereka yang paling berkompeten di awal,†jelas dia.
Sebelumnya, muncul keluhan terkait kesan pasifnya pemerintah mengembangkan dan mempromosikan pantai yang ombaknya telah dikenal luas sebagai salah satu yang terbaik di dunia tersebut. Saat yang sama, daerah-daerah tetangga Pulau Nias seperti Mentawai dan Simeulue, Aceh bergantian menggelar kompetisi surfing internasional.
Selama beberapa tahun terakhir, tidak pernah ada kompetisi lagi. Baik dari level lokal, nasional maupun internasional. bahkan, pada 2011, sebuah kompetisi internasional justru dibatalkan oleh Pemda Nisel. Akibatnya, muncul kesan Pemda Nisel membiarkan mati destinasi wisata itu.
Ketidakpedulian Pemda Nisel itu, keluh warga, juga terlihat dari adanya pembiaran penambangan pasir di sepanjang pantai yang telah berlangsung selama bertahun-tahun hingga saat ini. Akibatnya, selain memengaruhi kualitas ombak, juga merusak pemandangan dan kenyamanan pantai. (EN)
Mudah-mudahan pernyataan Pak Kadis bisa terwujud. Kami masyarakat Nias yang berdomisili di Luar Nias Selatan juga rindu mendatangi Teluk Dalam. Tapi apa mau dikata, pariwisata disana semakin tidak menarik.
Semoga Nias secara umum bisa lebih maju, dan kiranya Pimpinan daerah diharapkan lebih kreatif dan inovatif untuk mencari solusi atas keterbelakangan daerah kita sekarang.
kami masyarakat kecil hanya bisa menunggu dengan janji2 pemda. kalau pun itu bisa terwujud program pengembangan pariwisata di nias selatan itu poin yg baik. tq
Semoga dengan Kadis yang baru ini, harapan kita untuk menghidupkan kembali Pantai Sorake segera terwujud.
Lau bale Om, saya akan mengikuti terus petunjuk dan gebrakan Om………….
Kami sangat menyambut atas pernyataan sikap pemda atas rencana kedepan kami tunggu sebagai masyarakat hanya saja maaf asal jangan angin SORGA saja mari bergiat dan marikita berikan nafas baru buat pariwita kita sendi sekali lagi MAJU TERUS yaahowu ita fefu
maaf ibu dan bapak pimpinan redaksi numpang nanya.
dimana saya dapat mendownload RPJMD Nias Selatan 2011-2016 untuk keperluan Penelitan/skripsi saya yang tertarik dengan tema Pengembangan Pariwisata Nias Selatan.
Dengan Kerendahan hati, saya meminta bantuan ibu dan bapak dapat memberikan data atau informasi terkait RPJMD Nias Selatan. saya sudah mencoba searching akan tetapi dokumennya tidak lengkap.
Terima kasih, Ya’ahowi