Senta Leo, Ayah Asuh Bagi Anak-Anak Nias

Senta Leo dan para anak asuhnya (Foto: Dokumen Pribadi)
Semasa kuliah, Senta adalah mahasiswa yang sangat cerdas, dan berasal dari keluarga berada. Mengapa Senta meninggalkan kehidupan mewahnya di Jakarta untuk anak-anak di Nias?
Belum lama ini, saya berkesempatan bertemu dengannya, dan dia menceritakan pengalamannya sebagai berikut.
Apa yang anda lakukan di Nias?
Suatu misi membangun kehidupan anak-anak didaerah tertinggal agar mendapat kesempatan dan teladan hidup, agar mereka mendapatkan kesempatan seperti anak-anak lain di kota-kota besar. Ini saya wujudkan dengan membangun 1 rumah asuh dan 2 taman kanak-kanak.
Kapan anda mulai melakukan misi ini di Nias?
Akhir tahun 2004 ketika terjadi gempa dan tsunami di Aceh dan Pulau Nias, saya berkunjung ke Nias untuk membantu mereka yang tertimpa bencana, kemudian diteruskan dengan membantu yayasan menyalurkan bantuan tanggap bencana 2005-2008.
Dalam proses tanggap bencana saya menemukan begitu banyak anak-anak yang terlantar dan tidak sekolah. Untuk makan pun sangat kekurangan (kurang gizi), sehingga saya mulai merintis sebuah rumah asuh di tahun 2008, dan saya mengasuh anak-anak itu hingga saat ini.
Apa yang membuat anda memutuskan untuk mendedikasikan diri bagi anak-anak di Nias?
Saya merasa menemukan arti hidup yang sesungguhnya, ini yang secara rohani diistilahkan dengan panggilan. Demi panggilan ini saya rela melepaskan kemudahan dan kenyamanan hidup di kota besar.
Bagaimana reaksi keluarga dan teman-teman atas panggilan ini?
Keluarga besar saya terkejut dan tidak setuju. Keluarga kami adalah keluarga yang sukses dalam berbisnis, bagi keluarga besar saya, keputusan saya bagaikan membuang masa depan yang cerah untuk masuk ke sebuah pulau yang hancur berantakan karena gempa.
Mereka takut karena saya berada di pulau yang berbahaya karena gempa-gempa masih berlangsung. Juga terpencil dan termasuk daerah yang tertinggal pada saat itu, sehingga masa depan anak-anak kami dipertaruhkan. Namun pelan tapi pasti mereka bisa mengerti dan akhirnya mendukung panggilan saya ini.
Apa alasan anda melakukan hal tersebut?
Di daerah tertinggal jarang ada yang mau terjun dan mengasuh anak-anak ini, dulu saya sering menyumbang ke yayasan sosial dan memiliki beberapa anak asuh, namun rasanya sangat berbeda ketika saya sendiri yang terjun melayani mereka. Mungkin ada banyak orang yang bersedia menyumbang seperti saya dahulu, namun kalau tidak ada satupun yang pergi dan tinggal disana tentunya sumbangan tersebut tidak akan membuahkan hasil.
Ada berapa anak-anak yang anda asuh hingga saat ini?
Sekarang ada 20 anak asuh, mayoritas yatim piatu yang tinggal bersama saya di rumah asuh serta 80 anak sekolah TK kami di 2 desa di pulau Nias.
Bagaimana rasanya tinggal di tempat anda di Nias?
Rasanya tentu sangat berbeda, di Jakarta saya punya rumah dengan springbed ‘Kingkoil’, sementara di Nias saya tidur diatas kasur tipis dan seringkali hanya papan ‘Kingkong’. Di Jakarta saya hidup ditempat yang nyaman dengan AC dan pekerjaan yang ‘menghasilkan uang’, di Nias saya tinggal dengan AB (Angin Brobos) dan pekerjaan yang ‘menghabiskan uang’.
Namun saya merasa bahagia dan berkelimpahan karena saya jadi berguna dan berarti bagi banyak anak-anak terlantar. Sedangkan di Jakarta ‘kemewahan’ seperti ini tidak saya rasakan.
Apakah ada kejadian khusus yang berkesan saat anda melakukan pekerjaan ini di Nias?
Saat saya membangun rumah asuh disebuah daerah di pinggir sungai, ada begitu banyak hambatan seperti hujan besar, banjir setinggi hampir 2 m saat sedang mendirikan tiang rumah asuh, tukang-tukang yang tidak handal dan asal-asalan, setelah jadi rumah yang berupa pondok sederhanapun saya masih harus tinggal disana selama kurang-lebih 4 bulan tanpa listrik dan air, sehingga harus menampung air hujan, menggunakan aki dengan lampu emergency waktu malam. Merupakan ujian terhadap tekad dan panggilan saya.
Apa kendala-kendala yang anda hadapi?
Kendala utama adalah kekurangan tenaga yang bersedia membantu saya mengajar dan merawat anak-anak yang kurang beruntung ini, dari tahun ke tahun kami berdoa dan berupaya mencari teman yang bersedia memikul beban ini bersama-sama.
Apa harapan anda terhadap anak-anak ini?
Harapan saya suatu saat anak-anak ini muncul sebagai pemimpin yang memberi dampak agar pulau ini maju diberbagai bidang. Anak-anak ini memiliki kualitas karakter dan intelektual yang baik.
Bagaimana awal mulanya keluarga anda turut bergabung dalam misi ini?
Awalnya istri saya tidak bersedia dan ia menganggap ini adalah misi bunuh diri, karena kedua anak kami yang masih berusia 4 tahun dan 6 tahun harus ikut ke pulau Nias. Namun akhirnya istri saya bersedia ikut. Bagi kami, ini seperti berpindah dari Jakarta Dreamland (Tanah Impian) ke Nias Promiseland (Tanah Perjanjian), agar kami memenuhi janji melayani jiwa-jiwa.
Bagaimana anda membiayai kehidupan sehari-hari dan pendidikan anak-anak ini?
Biaya untuk kehidupan sehari-hari saya menjadi kecil di Nias, karena standard hidup kami turunkan menjadi sangat sederhana. Kami tidak ke mall dan jarang sekali membeli pakaian, sepatu dan barang-barang lain. Hanya makanan, itupun sederhana saja, makan apa adanya.
Sedangkan kebutuhan anak-anak asuh baik pendidikan dan makanan selama ini tercukupi karena awalnya saya memakai tabungan saya yang terkumpul selama saya menjadi pengusaha. Ketika tabungan mulai menipis, beberapa saudara dan teman berinisiatif turut berpartisipasi menanggung beban ini bersama-sama.
Ada yang memberikan beras, susu, sepatu, uang sekolah dan buku anak-anak. Hingga saat ini, semua kebutuhan biaya tercukupi dengan baik. Saat ini kami tidak kekurangan suatu apapun.
Apa yang terjadi dengan bisnis IT anda?
Bisnis IT yang saya rintis praktis saya tinggalkan, namun saya bersyukur karena bisnis ini terus berjalan sekalipun tidak sebesar dahulu. Tetap berjalan karena saya arahkan ke jasa pemeliharaan IT, bukan penjualan lagi.
Apakah ada hal lain yang ingin anda sampaikan?
Kehidupan itu tidak pasti tapi kematian itu pasti akan datang, baik kita sadari atau tidak bahwa hidup kita dimuka bumi ini adalah sementara. Berapa panjang hidup kita tidak ada seorangpun yang tahu kecuali Tuhan. Itu sebabnya kita perlu mengisi hidup kita dengan kegiatan-kegiatan bermakna.
Kita perlu sungguh-sungguh merenungkan dan meng-evaluasi hidup kita, apakah waktu hidup kita dihabiskan untuk bekerja mencari uang namun menelantarkan keluarga tercinta? Atau apakah waktu hidup kita hanya mementingkan kesenangan diri kita dan keluarga namun tidak perduli dengan orang lain yang mengalami masalah?
Ambillah waktu untuk bekerja dengan giat agar hidup anda produktif. Ambillah waktu untuk bersama keluarga tercinta anda agar hidup bermakna dan bertanggung-jawab. Ambillah waktu untuk membantu dan membangun orang lain agar anda berguna dan berbahagia sebelum waktu kita habis di bumi ini. (Esther Wijayanti)
Sumber: Kompasiana.com
Catatan Redaksi: Redaksi Nias Online telah meminta dan mendapatkan izin untuk memuat ulang artikel di atas dari penulisnya.
Trimakasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Senta Leo dan keluarga atas pengabdian dan pelayanan yang sejati atas anak-anak di Puau NIAS, SUNGGUH KAMI APRESIASI DAN BANGGA DENGAN figur seperti bapak, kami pasti doakan semoga Tuhan memberikan yang lebih terbaik agi dan memberkati pelayanan semua keluarga.
Tuhan Yesus memberkati, Sabbath Shaloom.
”YA’AHOWU…..!!!
pengabdian dan pelayanan bapak sangat bagus ,pekerjaan bapak sangat mulia ,Tuhan Yesus memberkatimu
Ijin share Admin….
Saya kagum kepada Bapak Senta Leo atas pilihan yg sangat mulia. Alkitab mengatakan,”Banyak yg dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih”. Saya yakin bahwa Bapak adalah bagian dari antara pilihan Allah. Tuhan Yesus Memberkati.
Ya’ahowu!
Sangat Luar Biasa . . . Ini adalah contoh Pribadi yang telah menemukan Tujuan Tuhan bagi penciptaan dirinya. Semoga sahabat semua juga akan menemukan tujuanNYA bagi hidup anda.
Salam Hormat kami pak Senta Leo, Ya’ahowu.
Tuhan Yesus memberkati.
Untuk pak santa leo kalo butuh tenaga ada yg bisa bantu pak..
Tinggal konfir ja.. 085261506899
di grup KABAR DARI NIAS/NBC, saya dan ibu Pdt Ucha Gea menyarankan agar admin/ penulis menelusuri track record pk Senta Leo ini ke Pak Pdt Dr. Tuhony Telaumbanua yg sempat mempunyai hubungn kerja beberapa tahun dgn pak Senta Leo di saat pak ephorus BNKP pak Pdt Tuhony sdg menjabat ketua STT BNKP Sundermann. saya yakin pak ephorus sangat tahu persis sepak terjang pak Leo ini slama di Nias. informasi dari pak ephorus akan sangat berguna shg berita di atas dapat berimbang dan smakin lengkap, apalagi ini menyangkut masa depan anak2 asuh tersebut. trimakasih.
Semoga apa yg menjadi kendala saat ini berbalik menjadi penuaian yg tiada hentinya,
Semoga keluarga Bapak dan anak2 asuhnya serta impiannya untuk tujuan yg mulia, diberkati dan dibukakan jalan.
Tuhan Yesus Memberkati