Akses Jalan Menuju Desa Bawömataluo Terancam Putus

Kondisi jalan longsor di jalan akses menuju Desa Bawömataluo (Foto: Matius Zagötö)
Pasalnya, salah satu bagian jalan tersebut mengalami longsor hampir setengah badan jalan. Sementara badan jalan yang tersisa, menurut informasi warga sudah retak-retak.
Jalan yang sudah longsor itu, berada sekitar 500 meter dari simpang di Desa Bawofanayama (dulu Ndraso) menuju Desa Bawömataluo. Kontur tanah di sekitar itu memang rentan longsor.
Sementara bagian yang mengalami longsor tersebut terjadi tepat di bubusan, yang letaknya pada ujung penurunan sekaligus awal pendakian di wilayah yang disebut Balikhi.
Beberapa warga yang memberikan informasi kepada Nias Online menguatirkan akses jalan yang masih tersisa itu tidak akan bertahan lama. Sebab, selain jalan itu ramai dilewati kendaran, termasuk kendaraan berat seperti truk, juga karena masih tingginya curah hujan.
“Kita kuatir, seluruh badan jalan itu akan longsor. Soalnya, sisanya saja sudah retak-retak,” ujar Matius Zagötö, salah satu warga Bawömataluo. Matius juga mengirimkan foto jalan yang mengalami longsor tersebut.
Dari foto yang diperoleh, badan jalan di posisi bubusan tersebut memang tidak langsung amblas sebagaimana longsor pada umumnya. Namun, meski sudah terpisah dari badan jalan, namun masih tetap bertahan pada posisinya. Meski begitu, bagian itu tetap tidak bisa dilewati kendaraan ataupu pejalan kaki.
Tidak hanya itu, bagian jalan yang masih utuh juga terlihat mengalami kerusakan tergerus arus air di permukaan jalan.

Kerusakan pada permukaan jalan akses menuju Desa Bawömataluo (Foto: Matius Zagötö)
Hujan deras yang melanda setidaknya enam kecamatan di Kabupaten Nias Selatan menjelang pergantian tahun lalu tersebut memang menyebabkan banyak kerusakan. Beberapa kawasan mengalami longsor.
Beberapa bagian lainnya terendam air hingga dua meter. Bahkan di Kecamatan Amandraya dikabarkan dua korban meninggal dunia.
Beberapa warga lainnya mengharapkan perhatian pemerintah Kabupaten Nias Selatan untuk memperbaiki jalan yang rusak tersebut.
Sebab, selain karena jalan itu sangat vital untuk akses keluar masuk dan kegiatan ekonomi masyarakat, juga sangat vital untuk para pengunjug desa tersebut untuk berwisata ke desa yang menjadi kandidat warisan dunia di Unesco tersebut. (EN)
January 12th, 2013 at 6:14 PM
Butuh waktu yang lama untuk PEMDA NISEL berpikir, maklum lagi menghitung… sesuatu. Bagaimana mau menjadi Warisan Dunia, Kalau Pemdanya lambannya seperti ini, giliran mobil dinas 1,2 m ditolak DPRD berkoar didepan mahasiswa sedangkan untuk keperluan ribuan orang dan beberapa desa yg melewati akses itu leletnya bujubuneng. Ampun deh… punya pemimpin seperti ini.
Ya’ahowu
January 13th, 2013 at 3:56 PM
Sebuah harapan yang pasti selalu di titipkan kepada Pemda Nisel yang selama ini di harapkan selalu pupus di tengah jalan dan selalu di abaikan oleh aparat,dan untuk itu kami selaku warga masyarakat berharap jangan hanya mementingkan diri sendiri dan selalu menyepelekan masalah yang timbul.saohagolo yahowu
January 16th, 2013 at 12:52 AM
ya’ahowu,pemimpin yang bijak dan tulus,seharusnya memiliki visi dan misi untuk membangun daerahnya tanpa pandang bulu,(ini duluan karna banyak famili/tempat/desa kelahiran saya masalah daerah lain belakangan)bagaimana wisatawan akan termotivasi berwisata di nias selatan khususnya bawomataluo,jika akses jalannya tidak beres. harapan kita selaku warga nias selatan,jangan ada lagi persepsi/watak pemimpin nias selatan yang berpikir sempit,kolot atau norak alias kampungan.saohagolo.
January 22nd, 2013 at 6:05 PM
Kita sangat Prihatin, krn sdh berjalan 2 Tahun BUPATI NIAS Terpilih, Dan Belum Terwujud ” Pernyataan waktu Kampanye”’ MEMBAWA PERUBAHAN DI KAB NIAS,,,,,,, Tetapi Kt Tunggu Pd Tahun Ke – 3 dlm Pemerintahannya,,,,,,,, Ya’ahowu.