Nias Selatan Kembali Dihajar Banjir, Satu Warga Meninggal Dunia
Kepada Nias Online, Bupati Nias Selatan Idealisman Dachi mengungkapkan, banjir terjadi hampir merata di seluruh wilayah itu.
“Hampir semua merata di wilayah Nias Selatan. Kecamatan Telukdalam, Fanayama, Maniamölö, Amandraya, juga Lölöwa’u. Yang tewas karena banjir satu orang di Kecamatan Amandraya,” ujar Bupati Idealisman melalui pesan blackberry, Minggu (30/12/2012).
Banjir itu, kata dia, juga menyebabkan lima rumah roboh di desa Hilinifaoso, Kecamatan Telukdalam dan 50 warga terpaksa mengungsi. Juga terjadi longsor di Desa Hilisondrekha.
Dia mengatakan, saat ini memang hujan sudah muali reda sehingga luapan air sudah mulai turun.
Beberapa persiapan telah dilakukan. Di antaranya, penyiapan alat berat di daerah rawan longsor. Bahkan, saat ini satu ekskavator sedang bekerja di Desa Hilisondrekha yang mengalami longsor.
Sedangkan untuk para pengungsi di Desa Hilinifaoso, telah dibuka dapur umum di dekat Rai Center.
Dari sejumlah informasi yang diperoleh Nias Online sejak kemarin dari sejumlah warga, banjir tersebut dipicu hujan yang terus turun dalam tiga hari terakhir. Curah hujan juga relatif tinggi. Bahkan, saat berita ini diturunkan, sejumlah desa masih diguyur hujan.
Beberapa kawasan dimana terjadi luapan air sehingga menggenangi jalan dan mengganggu lalu lintas adalah persimpangan Loho, jembatan Hiligeho, Kota Telukdalam dan juga kawasan Baloho.
Tinggi genangan air bervariasi. Mulai dari 40 cm hingga 2 meter. Namun, menurut beberapa informasi, saat ini keadaan mulai normal karena hujan mulai reda.
Dalam catatan Nias Online, kejadian serupa juga pernah terjadi pada tahun lalu. Pada awal bulan Desember 2011, banjir bandang yang disertai longsor juga terjadi di Kecamatan Mazö. Pada bencana itu, lima warga meninggal dunia.
Imbauan Mengungsi
Mengingat masih tingginya curah hujan beberapa hari mendatang, bahkan hingga Januari tahun depan, Bupati Idealisman mengimbau warga yang berada di lokasi-lokasi rawan banjir dan longsor untuk mengungsi.
“Kami mengimbau masyarakat yang rumahnya rawan longsor agar mengungsi di rumah-rumah kerabatmua seperti yang saya sampaikan tadi di Desa Hilisondrekha,” kata dia.
Sedangkan mengenai jumlah kerugian yang timbul akibat banjir tersebut, kata dia, belum bisa dipastikan. Sebab, saat ini masih dalam tahap inventarisasi. (EN)
December 31st, 2012 at 9:21 AM
INILAH SALAH SATU WUJUD NYATA DARI “GLOBAL WARMING”.
January 2nd, 2013 at 6:10 PM
satu warga tewas, atau seorang warga tewas…
bahaya itu klo satu warga…
January 2nd, 2013 at 8:28 PM
he peri baga sibai komentar dao hkou he. hawisa ndraugo mana ? hana aetu hubungan da.
yaahowu pak Alitalia sarumaha,selamat bertemu yach
January 5th, 2013 at 1:33 PM
Ya’ahowu juga pak B. Harefa ditambah lagi dengan Selamat Natal & Tahun Baru !
January 7th, 2013 at 2:04 PM
Banjir bukan lagi hal baru bagi Pulau Nias, karena setiap ada musim hujan pasti banjir. Kenapa setiap hujan ada banjir? sebenarnya apa yang salah di daerah kita? mungkin pertanyaan di atas membuat kita semakin mencari solusinyaa. Paling tidak pihak yang bertugas mencari penyebab yang sesungguhnya, kemudian langkah selanjutnya mengerjakannaya bersaama-saama. Memang di Nias ada bantuan yang diedarkan kepada masayarakat setempatayang mengalami banjir, tetapi itu bukan solusi untuk menghentikan banjir. Ini menjadi tugas kita bersama bukan hanya orang-orang tertentu saja.
Terima kasih,
Tuhan memberkati.