Lagi, Bayi Tanpa Anus Lahir di Pulau Nias

Saturday, June 18, 2011
By susuwongi

Bayi Vitus (Foto: Doc. Suster Klara)

JAKARTA, NIASONLINE – Bayi lahir tanpa anus kembali terjadi di Pulau Nias. Kali ini dialami oleh bayi Vitus dari Desa Hilifadölö, Kecamatan Lölöwa’u, Kabupaten Nias Selatan. Bayi yang lahir tiga hari lalu itu sampai saat ini masih diberi pertolongan pertama sambil menunggu keberangkatan ke Medan pukul 08.00 Wib besok (Minggu, 19/6/2011) untuk dioperasi.

Informasi ini disampaikan oleh Suster Klara yang akan membawa Vitus untuk dioperasi di RS Malahayati, Medan oleh dr Djeni Binjatoro, SpBA. Saat ini Suster Klara sedang mengurus tiket untuk tiga orang, yakni, dirinya, Vitus dan seorang pendamping.

“Bayi ini harus secepatnya dibawa untuk dioperasi di sana. Dokter di RSU Gunungsitoli tidak bisa mengatasinya karena bukan spesialisasinya. Harus cepat dibawa, agar anak ini bisa selamat. Saat ini sedang diberi pertolongan pertama saja dulu,” ujar Suster Klara ketika dihubungi melalui telpon selulernya di Gunungsitoli, Nias, Sabtu (18/6/2011).

Dia menjelaskan, sebelumnya bayi dari ayah Faudu Nasökhi Halawa dan ibu Kasirima Ndruru tersebut dibawa ke Paroki Tögizita, Kecamatan Lölöwa’u. Kemudian, pagi tadi dibawa oleh salah seorang suster ke ke RSU Gunungsitoli pagi ini. Namun, karena para dokter angkat tangan, Suster Klara memutuskan membawanya ke Medan untuk mendapatkan penanganan secepatnya.

Ditanya mengenai biaya, Suster Klara mengatakan telah ada komitmen bantuan dari Yayasan Buddha Tzu Chi di Medan. Yayasan itu, kata dia, akan membantu, bahkan juga mencarikan dokter yang siap menangani bayi ke-5 dari keluarga berprofesi petani tersebut.

“Untuk ongkos dan biaya untuk keperluan selama di sana, saya yang harus tanggung. Termasuk untuk keperluan persiapan untuk bayi ini, seperti bajunya,” jelas Suster Klara.

Dia menjelaskan, kedua orangtua Vitus tidak ikut ke Medan. Sebab, ibunya sendiri masih belum kuat usai menjalani persalinan.

Vitus akan menjalani setidaknya tiga kali operasi. Setelah operasi pertama, akan kembali dan dirawat di Balai Pengobatan yang dipimpin Suster Klara di Laverna, Gunungsitoli. Tiga bulan kemudian, akan menjalani operasi kedua. Demikian selanjutnya untuk operasi ketiga, atau tergantung kondisinya.

Usus Tersumbat

Badanazokhö (Foto: Doc. Suster Klara Duha)

Kedatangan bayi Vitus ini tak urung membikin Suster Klara kelabakan. Sebab, selain kesulitan mendapatkan tiket, Suster Klara sendiri juga sedang bersiap untuk membawa seorang anak, Badanazokhö untuk menjalani operasi di Semarang. Rencananya, Suster akan berangkat bertiga dengan Badanazokhö dan seorang pendamping pada 22 Juni 2011.

Suster Klara menjelaskan, Badanazokhö sendiri sebelumnya juga lahir tanpa anus. Setelah menjalani operasi sebanyak empat kali di RS Elisabeth Semarang pada 2008, Badanazokhö masih menjalani perawatan di Laverna. Namun, beberapa waktu terakhir, Badanazokhö kembali mengalami masalah pada kesehatannya.

Setelah diperiksa dokter Noverlina dari RSU Gunungsitoli, ternyata, Badanazokhö mengalami penyumbatan pada ususnya dan tidak bisa ditangani di sana. Biaya operasi Badanazokhö, kata dia, sebagaimana juga sebelumnya biaya operasi anusnya, dibiayai oleh desainer terkenal, Anne Avantie.

“Cuma untuk ongkos dari Nias ke Semarang untuk kami bertiga dan segala kebutuhan, itu tanggungjawab saya. Ibu Anne telah membiayai beberapa anak sejak 2006 dengan pasien pertama seorang anak penderita hydrocephalus,” kata Suster Klara.

Untuk biaya ke Semarang, kata Suster Klara, lebih dari 10 juta. Itu mencakup biaya tiket dan juga kebutuhan seorang pendamping yang menemani Badanazokhö selama mendapat perawatan di Semarang.

Khusus bayi yang lahir tanpa anus, Suster Klara mengaku telah menangani sebanyak lima orang anak/bayi sampai saat ini. Merupakan jumlah terbanyak selain penderita hydrocephalus. (EN)

Leave a Reply

Kalender Berita

June 2011
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
27282930