Penundaan Pelantikan Bupati Nisel Diharapkan Tidak Berlarut
JAKARTA, Nias Online – Berbagai pihak, termasuk pihak bupati dan wakil bupati terpilih memaklumi penundaan pelantikan bupati dan wakil bupati Nias Selatan. Namun, mereka juga mendesak agar penundaan itu tidak berlarut-larut atau hanya dalam hitungan hari saja. Tujuannya, agar roda pemerintahan dan semangat perubahan yang diusung pemimpin baru dapat segera direalisasikan.
“Bagi kami penundaan itu tidak masalah. Tapi kami mendesak juga agar tidak terlalu lama, dalam hitungan hari saja. Lebih cepat lebih baik,†ujar Ketua Tim Sukses pasangan Idealisman Dachi-Hukuasa Ndruru Arisman Zagötö saat dihubungi dari Jakarta, Jum’at (25/3/2011).
Menurut dia, sesuai prinsip pemerintah yang tertib, pelantikan itu harusnya dilakukan tepat waktu. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) juga tidak bisa semata-mata mempergunakan pertimbangan kepraktisan agar tidak bolak-balik melakukan pelantikan di Pulau Nias. Sebab, dengan berfungsinya pejabat baru pada jabatannya, sangat penting bagi masyarakat karena roda pemerintahan harus cepat jalan. “Harapan kita, ini yang dikedepankan, dibanding kepraktisan. Tidak adil juga kita dibuat begitu. Hanya karena kita terpencil kemudian pertimbangannya agar tidak bolak-balik,†tukas dia.
Dia menjelaskan, pelantikan bupati baru yang tepat waktu sangat mendesak. Sebab, pengesahan anggaran membutuhkan pejabat bupati yang defenitif sehingga implementasi penggunaan anggaran untuk pembangunan dapat berjalan dengan cepat. Dia menambahkan, Nias Selatan adalah daerah yang sungguh tertinggal di berbagai lini. Karena itu butuh percepatan penanganan dimana salah satunya adalah cepat running-nya pemerintahan yang baru.
Sementara itu, bupati terpilih Idealisman Dachi optimis penundaan ini tidak akan memakan waktu lama. Dia yakin, penundaan hanya dalam hitungan hari saja. Dia juga membenarkan bahwa penundaan itu karena adanya penyesuaian waktu gubernur untuk melakukan pelantikan bupati di beberapa daerah di Pulau Nias yang baru saja melakukan pilkada. Dengan begitu, gubernur tidak bolak-balik ke Nias untuk melakukan pelantikan.
Dihubungi terpisah, tokoh masyarakat Nias Selatan Waspada Wau mengungkapkan, bila penundaan itu dalam hitungan hari atau sekitar satu minggu, masih bisa dimaklumi. Tapi bila penundaan itu berlarut, perlu dipertanyakan alasan sesungguhnya dibalik penundaan itu. Tapi bila ingin menyesuaikan dengan pelantikan untuk wilayah lainnya, maka pilihan yang masuk akal adalah pelantikan kepala daerah Nias Utara, Nias Barat dan Kotamadya Gunungsitoli menyesuaikan dengan pelantikan kepala daerah Nisel.
“Sebab, daerah-daerah lainnya belum memiliki kepala daerah definitive (masih Plt). Sedangkan Nias Selatan sudah punya kepala daerah definitif yang punya masa jabatan yang telah ditentukan. Kalau sebaliknya, sehingga Nias Selatan harus ditunda sampai lebih seminggu, itu tidak baik karena pejabat yang sudah terpilih tidak bisa segera bekerja,†kata dia. (EN)
Semoga saja, penundaan ini hanya dalam hitungan beberapa hari saja. Karena jika tidak, maka akan terjadi Vacum of Power di Pemkab Nisel dari tanggal 29 Maret sampai dengan hari H penundaan itu sendiri.
menurut hemat saya, kalau alasannya masalah bolak-baliknya Gubernur di kepulauan Nias mungkin itu hanya berlaku di dua kabupaten saja (Kabupaten Nias Utara dan Nias Barat). Karena di kedua kabupaten tersebut status bupatinya di sana Pelaksana Tugas, sedangkan di Nias Selatan Bupati dan wakil Bupatinya sudah Devenitif.
Penundaan bisa menjadi masalah namun Bupati terpilih sudah mengadakan serah terima tampuk kepeminpinan dengan Bupati lama. Hal ini sudah ada dalam Undang-Undang Pelantikan dan Pengangkatan pejabat baru UU No 55/IX/psl.78/1945
bahwa perlu adanya kebijakan sebagai amandemen pemerintah dalam mengambil keputusan bila dianggap perlu. Trims