Bocah Medan Tewas Setelah Minum Soft Drink
MEDAN – Siswi kelas dua SD Negeri 060910, Salefi Natalia Dachi meninggal dunia setelah mengonsumsi minuman ringan bermerek BuaVanta Merah, Minggu (13/2/2011) sore. Namun belum diketahui apakah minuman itu yang menyebabjkan Salefi meninggal dunia. Restu Meid Dachi, ayah korban menduga putrinya mengalami keracunan setelah menenggak dua gelas plastik Bua Vanta Merah, masing-masing berukuran 180 mili liter. Minuman itu dibeli di warung dekat tempat tinggalnya.
”Salefi mengalami muntah-muntah dan kejang setelah menenggak dua gelas BuaVanta merah. Padahal, sebelumnya saya sudah melarang Salefi mengkonsumsi minuman tersebut,” ujarnya, kepada wartawan di rumah duka, Jalan Menteng, Gang Wakaf, Nomor 10, Medan Denai, Selasa (15/2/2011).
Ia mengatakan melihat putrinya sedang meminum Bua Vanta Merah, Minggu sore sekitar pukul 17.30 WIB. Saat itu Restu, baru usai bermain voli. Ia memerintahkan anak keduanya pulang ke rumah untuk mandi.
Begitu sampai di rumah pukul 17.30 WIB, Salefi mengeluhkan perutnya sakit kepada sang ibu, Raeta Boru Dairi. Lalu korban langsung muntah. Istrinya langsung menghubungi suaminya melalui telepon agar segera balik ke rumah.
”Saya mengetahui Salefi muntah dan kejang dari ibunya yang saat itu berada di rumah. Dugaan saya, Salefi muntah setelah minum Bua Vanta. Saya lihat langsung dia mengonsumsi minuman tersebut,” kata Restu. Ia langsung membawa putrinya ke Rumah Sakit Sari Husada Menteng dan mulai mendapat pengananan tim medis sekitar pukul 18.30 WIB. Pascaperawatan, kondisi Salefi sempat membaik. ”Tapi Senin dini hari sekitar pukul 01.00 WIB, Salefi mengeluh dan menjerit minta tolong. Tolong bapak, perut dan hatiku sakit sambil menangis,” ujar Restu menirukan jeritan sang buah hatinya.
Restu dan istrinya memanggil dokter RS Sari Husada dan dokter tersebut mengatakan putrinya mengalami keracunan makanan atau minuman yang dikonsumsi Salefi. Dokter tersebut menganjurkan Restu membawa putrinya ke RS Elisabeth Medan. Ia bergegas membawa Salefi ke RS Elisabeth Medan. Namun lantaran ruang ICU di rumah sakit ini penuh, Restu membawa putrinya ke RS Deli Jalan Merbabu sekitar pukul 03.00 WIB. Namun, tim medis di rumah sakit ini tidak mampu menyelamatkan nyawa Salefi, yang dinyatakan meninggal pukul 17.00 WIB.
Restu mengakui sebelumnya, Salefi sering mengonsumsi Bua Vanta rasa strawberi. ” Belakangan, saya sudah sering melarangnya untuk mengonsumsi minuman tersebut. Entah kenapa begitu meminum (BuaVanta) lagi langsung terjadi hal yang tidak dinginkan,” ujarnya. Raeta, istri Restu mengatakan Salefi tidak pernah mengalami penyakit yang mengkhawatirkan, hanya penyakit ringan seperti demam dan batuk.” Baru kali ini Salefi sakit, dan langsung merenggut nyawanya,” ujarnya. Dia mengatakan Salefi sempat memakan donat lima jam sebelum mengonsumsi Bua Vanta. Tapi setelah mengonsumsi kue tersebut, korban tidak mengeluh.
”Namun setelah meminum Bua Vanta, Salefi langsung muntah-muntah dan kejang dalam waktu 10 hingga 15 menit kemudian,” kata Raeta. Dia bingung lantaran dua dokter yang sempat menangani Salefi memberikan keterangan yang berbeda. Dokter di RS Sari Husada Menteng mengatakan putrinya mengalami keracunan, sementara dokter di RS Deli menyebut putrinya mengalami alergi makanan. Pihak keluarga korban mengatakan Salefi akan dikebumikan Rabu (16/2), hari ini menunggu kerabat dari Pekanbaru, Riau.
Berdasarkan sampel yang ditunjukkan Restu, minuman Bua Vanta mempunyai komposisi: air, gula pasir, aroma rasa strawberi, asam silfrat, cyclamat, sodium benzoat, pewarna kamosin. Juga ada izin Depkes: P.IRT No.213127503622. Namun tidak ada tanggal kedaluarsa serta nomor produksinya. Minuman ringan ini sangat mudah diperoleh di warung, yang dijual seharga Rp 500 per gelas plastik ukuran 180 mililiter. Raeta menyebut Salefi seorang periang dan mudah bergaul dengan teman sebayanya. Putrinya sempat mengikuti ibadah Minggu di gereja. Restu juga berencana mengadukan kasus kematian putrinya ke polisi. Ia sudah menyimpan gelas plastik kemasan BuaVanta yang diklaimnya sebagai penyebab kematian Salefi.
Tertutup
Berdasarkan informasi dari tetangga Restu, sebenarnya yang mengonsumsi BuaVanta bukan hanya Salefi. Masih ada seorang rekan korban, yang merupakan tetangga Restu. Tapi jumlah hanya satu gelas plastik. Rekan Salefi itu hanya mengalami kuping merah dan membengkak. Saat Tribun mencoba mewawancarai anak tersebut, pihak keluarga tidak mengizinkan. Sikap tertutup juga diperlihatkan pihak RS Deli, yang tidak bersedia membeber penyebab kematian Salefi. ” Benar, pasien Natalia Dachi pernah dirawat di sini. Dia masuk Senin (14/2) sekitar pukul 01.25 WIB dan exit sekitar pukul 17.20 WIB,” ujar David, staf Bagian Informasi RS Deli, yang ditemui Tribun, Selasa sore.
Pria berkulit sawo matang dan berambut lurus ini menerangkan pasien tersebut ditangani oleh dokter Heni Sutanto. Sayang dia tidak bersedia memberikan nomor kontak dokter ini “Kami tidak bisa memberi nomor kontak dokter kepada orang lain. Sama pasien saja kami tidak boleh memberitahu apalagi sama oranglain,” katanya., Ia menambahkan dirinya juga tidak mau memberi tahu nomor kontak Humas RS Deli, dokter Dora. (bey/akb)
Sumber: Tribun-Medan