“Cukup Sudah yang Dirasakan Lima Tahun Terakhir” (Bagian Kedua dari 3 Tulisan)

Saturday, February 5, 2011
By susuwongi

Silaturahmi berlangsung hangat, ramah dan akrab. Tidak ada nuansa kemarahan, kekesalan. Baik dalam ekspresi fisik maupun kata-kata. Keadaan yang kondusif bagi penyampaian harapan, pesan dan nasihat, khususnya bagi Idealisman sebagai bupati terpilih.

Ketua Umum Fornisel Yulius Duha mengawalinya dengan harapan agar memberikan yang terbaik untuk masyarakat Nisel. Alasannya sederhana, agar masyarakat Nisel juga bisa menerima Bupati-Wakil Bupati baru mereka dengan baik.

Anggota DPR RI Yasonna Laoly mengingatkan, dengan lima daerah otonom dan lima APBD, harusnya Pulau Nias lebih baik. Bila ternyata, keadaannya begitu-begitu saja, hal itu sangat konyol.

Dia juga mengingatkan mengenai revisi UU 32 tentang pemerintahan daerah yang akan menerapkan evaluasi yang tegas dan ketat terhadap semua daerah otonom. Ke depan, menjadi kepala daerah, akan semakin berat dengan aturan baru tersebut.

“Kalau kita ingin agar daerah otonom yang kita perjuangkan dengan keringat tetap ada, maka kita harus bekerja keras memenuhi indikator-indikator pembangunan daerah yang ditetapkan agar tidak dikenakan penalty. Termasuk Nisel, yang lebih tertinggal. Ini tugas berat bagi bupati terpilih,” tukas dia.

Senada dengan Yasonna, tokoh masyarakat Nisel Waspada Wau, mengatakan, saat ini Nisel dalam pengamatan soal kinerja, mengingat beberapa tahun terakhir selalu mendapat nilai buruk. “Tidak tetutup kemungkinan kena pinalti kalau tidak mememnuhi indikator yang ditetapkan pemerintah. Tentu kita tidak menghendaki hal itu. Makanya semua harus bekerjasama,” kata dia.

Tokoh Nisel lainnya, AKBP Asli Manaö mengingatkan, cukup sudah apa yang selama ini masyarakat Nisel rasakan selama lima tahun terakhir. Siapapun yang memimpin, harus bermuara pada kemaslahatan masyarakat, dan bukan kemaslahatan kelompok, seperti banyak terjadi saat ini di negeri ini. Beban lainnya adalah, menghilangkan stereotip terbelakang yang terlekatkan pada masyarakat Nisel. “Untuk proses ke depan, mudah-mudahan kita sudah bisa belajar dengan baik,” ujar perwira menengah Polri yang kini berkarir di Badan Narkotika Nasional (BNN) Pusat tersebut.

Abang kandung Direktur Eksekutif Bank Dunia Hekinus Manaö itu mengingatkan, saat ini persoalan krusial di Nisel dan Nias pada umumnya adalah masalah infrastruktur. Dia bahkan menilai, kondisi infrastruktur saat ini di Pulau Nias, jauh lebih buruk dibanding pada zaman Belanda. Penyusunan DIPA dan perencanaan pembangunan, hendaknya simultan dan melibatkan para pakar.

Dia juga memrihatinkan saat ini adanya fenomena ganjil di Nias. Yakni, semua mau mengonsumsi nasi, namun yang bertani padi (bersawah) makin sedikit. Selain itu, saat ini hampir semua kebutuhan sehari-hari yang sebenarnya bisa diusahakan sendiri, seperti cabe dan tomat, harus didatangkan dari daratan Sumatera. “Banyak persoalan di Nisel. Apa boleh buat, Anda yang menang. Dan, dibahu Andalah semua keadaan ini,” tukas dia.

Ketua Umum Himpunan Masyarakat Gomo (Himasgo) Bazatogu Hia (Ama Ayu) menyoroti kebiasaan buruk di birokrasi, termasuk di Nisel. Menurut dia, prinsip “Kalau bisa dipersulit, kenapa dipermudah” masih sangat kental. Selain itu, sedikit-sedikit selalu orientasinya uang, bahkan sampai pada level kepala desa. “Birokrasi seperti ini harus diperbaiki,” kata dia.

Masalah lainnya adalah, apa yang secara umum terjadi di lima daerah otonomi di Pulau Nias. berdasarkan hasil survey yang pihaknya lakukan, sekitar 70% warga tidak memiliki legalitas. Misalnya, tidak punya KTP dan Akte Lahir. Akhirnya di perantauan, bahkan di Pulau Nias sendiri sering mengalami kesulitan, termasuk bila ada pihak-pihak yang ingin membantu.

Pemerataan pembangunan juga menjadi perhatian. Salah satunya, disampaikan oleh Vice President Standard Chartered Bank Ya’atulö Laia (Ama Stanley). Menurut dia, dengan pemerataan pembangunan, akan menguntungkan bagi Idealisman. “Masyarakat menilai apa yang kita buat. Kalau pada tahap pertama ada manfaatnya, kenapa pusing cari pemimpin baru. Akan berlanjut di tahap kedua,” jelas dia.

Sementara itu, Temazisökhi menyoroti sisi kepemimpinan di birokrasi. Secara umum, kata dia, sudah hal lazim bila seorang pemimpin haruslah seorang pengayom, tidak menakut-nakuti. Saat ini, kata dia, banyak pejabat merasa ketakutan, kalau-kalau akan dipindahkan. Selain itu, pemerataan pejabat juga perlu diperhatikan. Selama ini, kata dia, pejabat pada umumnya berasal kalau tidak dari Teluk Dalam, dari Kecamatan Gomo. “Yang dari daerah lain, ketinggalan. Saya harap ada pemerataan, jangan karena kita yang memimpin, maka dari A sampai Z kita semua,” kata dia.

Hal senada juga diungkapkan Foluaha Bidaya. Menurut dia, pemerintahan saat ini, kerap gonta ganti pejabat. Akibatnya, pejabat bersangkutan belum sempat memikirkan programnya, apalagi merealisasikannya, sudah diganti. “Kalau bisa, nanti para pejabat di tempatkan berdasarkan kontrak kinerja. Bukan berdasarkan uangnya,” kata dia.

Foluaha juga mengingatkan kesepakatan pada 5 september 2009 di aula STIKIP Nisel antar pemda, DPRD dan masyarakat terkait rencana pemekaran Nisel menjadi 5 kabupaten baru. Yakni, Nisel Induk, Kota Teluk Dalam, Kabupaten Nias Timur, Nias Tengah dan Pulau Pulau Batu. Pemekaran itu, menjadi dukungan juga bagi rencana pembentukan provinsi Nias ke depan.

Tidak lupa dia memberi nasehat kepada Idealisman. Menurut dia, dari sisi kematangan intelektual dan spiritual, Idealisman tidak perlu diragukan. Namun, dari sisi kematangan emosional, akan menghadapi ujian. Menurut dia, sejarah membuktikan, pemimpin muda sering terjebak pada masalah emosional. Sebagai yang lebih tua, penting membagikan nasihat itu kepada pemimpin yang masih muda. “Memimpin masyarakat itu tidak mudah. Dengan usia 38 tahun, kepemimpinannya akan diuji dalam hal kematangan emosionalnya,” tukas dia.

Paling terakhir, dia mengingatkan Idealisman agar belajar dari pengalaman kepemimpinan saat ini. Pada tahun-tahun pertama terlihat bagus. Tapi kemudian rusak diduga karena orang-orang di sekitarnya. (Etis Nehe)

One Response to ““Cukup Sudah yang Dirasakan Lima Tahun Terakhir” (Bagian Kedua dari 3 Tulisan)”

  1. 1
    fenny Says:

    Harapan kami sebagai masyrakat Nias Selatan, Semoga Bpk Pemimpin kami, dapat melaksanakan tugasnya, baik janji2 waktu masa kampanye, kritik dan masukan dari bpk2 yang kita baca diatas smg dpt dijalankan dengan baik….. Kami sangat setuju dengan pendapat bpk Vice President Standard Chartered Bank Ya’atulö Laia (Ama Stanley). Dan kami juga harap semoga ada pemerataan baik bagi pejabat dan juga yang lain2nya sesuai dengan pendapat pak Temazisökhi. Terimakasih, maaf jikalau ada kata2 yang kurang menyenangkan… Selamat berjuang, jadilah yang terbaik, kami selalu mendukungmu. GBU.. ^_^

Leave a Reply

Comment spam protected by SpamBam

Kalender Berita

February 2011
M T W T F S S
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28