Para Ilmuwan Tidak / Belum Dapat Memprediksi Kapan Sebuah Gempa Akan Terjadi
Jakarta (Nias Online) – Para ilmuwan tidak atau belum bisa menentukan jam, hari, tanggal dan tahun berapa sebuah gempabumi akan terjadi. Ramalan semacam itu adalah kebohongan dan tidak datang dari para ilmuwan.
Demikian antara lain penjelasan Prof. Kerry Edward Sieh dan Dr. Danny Hilman Natawidjaja, M. Sc. dalam pernyataan bersama mereka yang diterima Nias Online, Senin malam (15 November).
“Penelitian ilmiah tidak atau belum memungkinkan kita untuk memprediksi akan terjadinya gempabumi di Sumatra pada hari, bulan dan tahun tertentu. ” kata kedua pakar gempa itu dalam pernyataan bersama.
Sebagaimana diberitakan Nias Online sebelumnya, warga Nias khususnya di Nias Selatan merasa was-was karena merebaknya isu akan terjadinya gempa besar. Bahkan menurut isu itu, gempabumi tersebut akan terjadi antara tanggal 10-20 November 2010. Akibat dari isu miring tersebut sebagiam warga Nias Selatan mengungsi dan memborong sembako.
Pernyataan bersama kedua pakar ini secara tegas mendiskreditkan sumber-sumber yang mengklaim bisa meramal dengan tepat kapan terjadinya gempabumi.
“Apabila mendengar ada ramalan atau prediksi tentang akan terjadinya gempabumi pada waktu tertentu, hal tersebut adalah tidak benar, dan pasti tidak berasal dari ahli yang berkompeten.” kata mereka menegaskan.
Profesor Kerry Edward Sieh adalah Direktur Earth Observatory of Singapore – Nanyang Technological University di Singapura, sedangkan Dr. Danny Hilman Natawidjaja, M. Sc. adalah ahli geologi dari Pusat Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Bandung. Kedua ilmuwan tersebut aktif melakukan penelitian gempa dan tsunami di pantai barat Sumatera.
Menurut mereka, potensi terjadinya gempabumi dan tsunami di pantai barat Sumatera memang ada, tetapi mereka tidak dapat memprediksi dengan pasti kapan.
“Penelitian kita menunjukkan bahwa gempabumi and tsunami-nya akan terjadi di suatu saat dalam kurun waktu beberapa dekade ke depan di wilayah antara kepulauan Batu dan Pagai dan sepanjang pantai di pinggiran Sumatra-Barat yang ada di dekatnya. Namun demikian, kita tidak dapat menentukan kapan waktu tepatnya di beberapa dekade ke depan tersebut gempa akan terjadi.” jelas mereka dalam pernyataan bersama yang diterima Nias Online.
“Hal ini bermakna“, kata pernyataan tersebut, “bahwa generasi muda yang ada saat ini di wilayah tersebut berkemungkinan besar untuk mengalami gempabumi tersebut di masa kehidupannya. Banyak tindakan yang dapat dilakukan di waktu ini sampai yang akan datang untuk mengurangi kerugian jiwa, dan harta benda.”
Sumber foto: Kompas.com dan situs  Nanyang Technological University – ntu.edu.sg (EH/EN/*)