Bertarung Ditengah Minimnya Dukungan

Tuesday, July 13, 2010
By borokoa

Gunung Sitoli – Pemilihan umum kepala daerah (pemilu kada) secara langsung Kotamadya Gunung Sitoli belumlah dimulai, tapi suhu politik disana sudah mulai menghangat. Beberapa sosok baik secara langsung maupun tidak langsung sudah berani membuka diri.

Salah satunya adalah Abdul Majid Chaniago, SE. Pencalonan Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama (NU) Nias ini tentu saja mengagetkan kalangan NU di Jakarta. “Ini pertarungan menarik, karena beliau orang NU yang berani maju dengan minimnya pendukung,” kata KH.Misbahul Munir Kholil dedengkot NU DKI Jakarta.

Menurut Pimpinan Pondok Pesantren Ilmu Al Qur’an Jakarta ini, keberanian Abdul Majid merupakan contoh baik bagi demokrasi, karena akan memberikan warna tersendiri bagi kotamadya Gunung Sitoli. Kyai asal Madura yang sudah beberapa kali datang ke Gunung Sitoli itu juga mengatakan, bagi orang NU, bekerjasama dengan semua kalangan merupakan hal yang tidak dilarang. Sesuai ajaran Islam, semua mahluk yang ada dimuka bumi ini adalah saudara, terlebih-lebih lagi kalau dia sesama muslim. “Nah majunya Pak Majid, sudah bagus, karena dia akan bekerjasama dengan semua agama, ini baik demi kemajuan masyarakat Gunung Sitoli,” ujar Sekretaris Umum Komisi Fatwa MUI Jakarta Utara ini sambil tersenyum di kantornya (12/7/2010)

Hal senada diungkapkan Drs.H.Roy Hilman Gatot mantan Ketua Tanfidziyah NU DKI Jakarta. Keberanian Abdul Majid mencalonkan dapat menghilangkan dikotomi kultur yang tidak sehat. “Ada satu daerah yang menginginkan dari gubernur sampai walikota harus putra daerah dan harus seagama, padahal itu bukan jaminan,” tandas Bang Roy dirumahnya (12/7/2010)

Tetapi, lanjut Bang Roy, keinginan itu juga tidak salah, asalkan dapat menemukan sosok yang tepat. Sebab, suatu pekerjaan kalau tidak diselesaikan kepada sang ahlinya, bukannya selesai itu pekerjaan tapi malah timbul masalah. Intinya adalah, jangan apriori melihat sosok seseorang, kalau memang dia pantas, terlepas dari apa suku, ras dan agamanya, kenapa tidak kita kasih kesempatan, namun, kalau memang tidak pantas, yach gak usah dipilih, “Gitu aja koq repot,” ujar Bang Roy menirukan celoteh khas almarhum Gus Dur.

Pencalonan Majid sendiri bukan tidak ada pertentangan, bahkan ada yang mengatakan bahwa hal itu hanyalah upaya Majid mencari popularitas saja. Seperti dikutip dari niasonline. ada seorang warga yang meyakini pencalonan Abdul Majid cuman sebuah sandiwara belaka yang ujung-ujungnya mencari materi.

Mengomentari kecurigaan itu, KH.Misbahul Munir cuman tersenyum simpul. Menurutnya, hal itu merupakan hak individu untuk berkomentar. “Saya kenal Pak Majid luar dalam, kalau dia berbuat curang, saya orang pertama yang akan kasih hukuman buat dia,” tandas Kyai Misbah. Hal hampir senada diungkapkan Bang Roy. Menurutnya, biarkan saja orang mau memandang atau menilai negatif asalkan kita tidak seperti yang dituduhkan.

Sementara itu, Abdul Majid yang dihubungi secara terpisah mengatakan, kenekatannya maju menjadi bakal calon walikota bukan tanpa alasan, “Saya mencoba berkontribusi demi kemajuan Gunung Sitoli,” Itikad baiknya itu, lanjut Majid, diaplikasikannya dengan menggandeng bakal calon wakil walikota yang tidak se-agama dengan dia. Ini merupakan cermin penyatuan potensi dan keberagaman Indonesia.

Ia menyadari, banyak pihak yang tidak senang dengan langkahnya ini, tapi ia bertekad tetap maju. “Saya sudah dapat dukungan dari lima partai politik yang punya kursi di DPRD Gunung Sitoli,” tandas Majid. Disinggung siapa saja kelima parpol itu, Majid enggan menjawabnya, “Nanti saja, belum waktunya,” kata Majid menyudahi pembicaraan karena sedang sibuk. (www.kabarindonesia.com – 12 Juli 2010)

Leave a Reply

Comment spam protected by SpamBam

Kalender Berita

July 2010
M T W T F S S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031