Keluarga Tentara Korban Perang Irak Kecewa Terhadap Tony Blair
Keluarga dari tentara korban perang Irak menuduh Tony Blair gagal membela keputusannya ikut dalam perang terhadap Irak dalam penyeledikan Chilcot yang sedang berlangsung di Inggris.
Dua puluh anggota keluarga para tentara yang menjadi korban perang Irak diberikan tempat duduk pada penyelidikan itu untuk mendengarkan mantan Perdana Menteri Inggris itu menjawab berbagai pertanyaan seputar berbagai peristiwa menjelang perang 2003 itu.
Kurang dari sejam setelah tanya jawab berlangsung, ayah dari salah seorang tentara korban keluar dari ruangan dan bergumam: “Ini hanya menghabiskan waktu saja. Saya tak sanggup lagi mengikutinya.â€
Valerie O’Neill, yang anaknya terbunuh pada sebuah pemboman di sebuah tepi jalan tahun 2007 mengatakan Blair menghindari banyak pertanyaan yang diarahkan kepadanya.
“Dia tak pernah memberikan jawaban tegas dan tidak dapat ditaklukkkan oleh panel penyelidik,†katanya. “Kami menunggu sampai saat terakhir permintaan maaf dari Tony Blair tetapi kami tidak mendapatkannya.”
“Sejauh saya amati, Toby Blair tidak mau mengarahkan dirinya untuk mengatakannya.â€
Sarah Chapman, mantan perawat yang saudaranya Robert O’Connor menjadi salah seorang dari 10 orang yang terbunuh pada penembakan Hercules pada tahun 2005, mengatakan ia terkesima akan penampilan Tony Blair pada penyelidikan itu.
“Saya kecewa dan marah,†katanya. “Setiap kali ditanyakan alasannya memutuskan Inggris berperang Irak, ia mengatakannya ini semua demi rakyat Irak.
Saddam Husein memang bukan pemimpin yang baik, tetapi ini bukan hanya satu-satunya alasan mengapa dia memutuskan berperang melawan Irak.
Saya rasa Tony Blair memutuskan sendiri dan tidak mendiskusikan perang Irak dengan orang yang dianggapnya berseberangan dengan keputusannya.
Ia menunjukkan ketidakmampuan total untuk menghargai pengorbanan dari angkatan bersenjata negeri ini.
Ia menggunakan semua kesempatan untuk membenarkan dirinya sendiri dari pada menjelaskan mengapa dia memutuskan berperang. Ketika ditanya apakah ada lagi yang perlu ditambahkannya, ia mengatakan tida ada.
Saya sangat kecewa, saya berharap bunyi air mata saya berdering di telinganya.â€
Rose Gentle, yang anaknya Gordon tewas pada tahun 2004, mengatakan Blair tak memperlihatkan rasa terima kasih kepada keluarga korban. “Ia berlajan langsung ke dalam ruangan tanpa mengarahkan pandangan pada kami.â€
“Kami terpaksa melihat pada bagian belakang kepalanya – Saya sebenarnya menginginkan agar meja-meja itu diletakkan sedemikian sehingga ia bisa melihat kami.â€
Fusilier Gentle tewas di Irak pada bulan June 2004 ketika Snatch Land Rover yang dia tumpangi diledakkan oleh sebuah bom di tepi jalan.
Nyonya Gentle mengatakan jelas bahwa Tony Blair tidak melibatkan sebagian besar anggota kabinet atau parlemen dalam memutuskan perang.
“Pikirannya telah dia tetapkan dari awal,†katanya. “Saya pikir tidak akan ada yang bisa mengubah pikirannya. Sebenarnya saya ingin menanyakan kepadanya: mengapa berbohong?â€
“Saya akan terus marah kepadanya sampai akhir hayat.â€
Anne Donnachie, yang anaknya Paul tewas pada tahun 2006 mengatakan: “Saya menyalahkan Tony Blair atas kematian anak saya – ia tidak peduli dengan keluarga para korban dan mengelak.â€
Di luar gedung sidang, sekitar 200 pemrotes menghabiskan waktu seharian untuk menyerukan slogan-slogan anti Blair.
Mereka mengusung peti mayat papan dengan topeng kepala Blair yang terbuat dari karton dengan kata-kata “The Blood Price†(harga darah) di satu sisi.
Sambil memegang poster “Bliar†(letak a dan i pada nama mantan perdana menteri Inggris itu dipertukarkan untuk memunculkan kata ‘liar’ – pendusta), mereka berbaris mengitari gedung penyelidikan, sambil menuntut agar mantan menteri itu diadili oleh pengadilan perang di The Hague.
Mereka sangat marah dan kecewa karena Blair datang dan pergi dari sidang itu tanpa memperlihatkan diri kepada khalayak di luar gedung. (TDT/brk/*)