Sebagian Partai Koalisi SBY Hanya Bawa Gerbong Kosong
Sebagian partai politik yang berkoalisi dengan Partai Demokrat untuk mengusung SBY-Boediono pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 8 Juli mendatang diduga hanya membawa “gerbong kosong†alias tanpa massa pendukung yang signifikan. Oleh sebab itu SBY sebaiknya mengevaluasi kinerja parpol koalisi.
Demikian antara lain dikemukakan M. Julian Manurung, Ketua Umum Front Komunitas Indonesia Satu (FKI-1) dalam siaran pers yang diterima Nias Online, Kamis (25/6).
Manurung juga mengingatkan agar tidak terkecoh dengan hasil survei berbagai lembaga survei yang menunjukkan bahwa elektabilitas SBY masih lebih unggul dibandingkan para capres lain. Manurutnya, hal ini bisa mengulang pengalaman pahit yang dialami Megawati pada Pilpres 2004.
Siaran pers itu juga mensiynalir tim kampanye nasional dan daerah (Timkamnas dan Timkamda) SBY-Boediono di hampir semua wilayah terkesan kurang koperatif dengan berbagai elemen masyarakat yang ada di daerah, kurang melakukan sosialisasi dengan masyarakat dan terkesan hanya mengandalkan popularitas SBY.
“Memperihatinkan. Secara langsung saya melihat, menganalisa dan membuktikan fakta-fakta di lapangan bahwa parpol koalisi termasuk Timkamnas dan Timkamda di berbagai daerah tidak bekerja maksimal, hanya membawa gerbong kosong serta hanya menghandalkan kepopuleran SBY. Dan apa yang telah menjadi opini publik, baik ditingkat nasional maupun lokal tentang perbedaan pendapat parpol koalisi dalam mendukung SBY serta terjadinya dualisme kepengurusan DPP atau saling pecat dari parpol koalisi ternyata berdampak negatif di daerah-daerah,†sebut M.Julian Manurung.
Manurung merasa heran karena ada oknum parpol koalisi termasuk dari Partai Demokrat yang mendirikan Ormas/LSM baru untuk mendekati masyarakat.
“Ini kan aneh dan kenapa tidak komponen masyarakat yang ada di masing-masing daerah yang sudah jelas warnanya sejak dahulu mendukung SBY yang diberdayakan. Jangan terulang pengalaman tahun 2004, di mana ada oknum pendukung Capres yang mendirikan Organ/Ormas menjelang Pilpres tetapi bubarnya nggak jelas kapan dan bahkan kita mau ziarahi makam Organ/Ormas tersebut tidak jelas di mana dimakamkan†ungkap M.Julian Manurung.
Dikuatirkan Manurung, beberapa ormas atau komponen masyarakat di tingkat pusat maupun daerah yang selama ini mendukung SBY akan menarik dukunganya pada detik-detik menjelang Pilpres 8 Juli 2009 karena merasa tidak mendapatkan saluran komunikasi yang positif selama ini.
Menurut Manurung, Ormas FKI-1 yang dipimpinnya merupakan embrio dari Gerakan Relawan SBY yang ikut memuluskan kemenangan SBY pada Pilpres 2004 dan menjadi Presiden Republik Indonesia. FKI-1 saat ini telah berdiri di 33 Provinsi dan 425 Kabupaten Kota dan bahkan pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) FKI-1 pada tanggal 1-3 Desember 2008 di Jakarta telah secara bulat diputuskan untuk mendukung dan memenangkan SBY pada Pilpres 8 Juli 2009 mendatang.
Manurung menambahkan, FKI-1 bukan ormas yang lahir karena kontrak politik tetapi karena kontrak sosial masyarakat yang menginginkan terjadinya perubahan nasib rakyat.
“Maka sejak berdiri sampai sekarang FKI-1 aktif melakukan kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam bidang advokasi,” jelas Manurung (*)