Berpesta Demokrasi Di Negeri Orang
Adelaide (Nias Online) – Pemilu 2009 yang berlangsung hari ini, 9 April 2009, memberikan peluang bagi rakyat untuk ikut menentukan arah bangsa ini ke depan. Peluang itu tidak hanya dinikmati oleh masyarakat Indonesia di tanah air, tetapi juga oleh masyarakat Indonesia yang bertempat tinggal di luar negeri.
Di Adelaide, ibu kota negara bagian Australia Selatan, masyarakat Indonesia yang tinggal di sana sejak pagi hingga malam mendapat kesempatan untuk memberikan suaranya.
Nias Online berkesempatan berbincang-bincang dengan salah seorang anggota Panitia Pemilihan dan 4 pemilih yang ditemui secara acak.
“Saya cinta Indonesia .. saya mau ikut serta dalam kehidupan berbangsa … ,“ demikian kata Lily asal Kupang kepada Nias Online ketika ditanya alasannya datang ke tempat pemungutan suara untuk memilih.
“Saya sudah punya pilihan yang mantap, jadi tidak bingung tadi ketika memberikan suara,†tambah Lily yang tinggal di Adelaide sejak tahun 1997.
Pemilih yang lain, Rosmala Dewi, dengan santai menjelaskan mengapa kali ini ia ikut memilih: “Saya sudah memiliki calon yang menurut saya memiliki background pendidikan yang baik. Jadi ya … saya memilihnya tadi … †Ditambahkan Mala – mahasiswa doktoral Teknik Kimia di University of South Australia, sebelumnya ia melihat dulu profil calonnya di internet, dan setelah merasa mantap, memutuskan memilihnya.
“Saya akan melihat dulu visi dan misinya … kalau cocok ya saya ikut memilih lagi’, kata Mala – yang pada pemilu sebelumnya golput – ketika ditanya apakah ia akan ikut memilih pada pemilihan presiden mendatang.
Nada yang agak berbeda datang dari Taruna yang berasal dari DKI Jakarta yang berada di Adelaide bersama istrinya, Elisabet, mahasiswi S2 di Flinders University.  “Sudah ada bayangan sebelumnya tetapi belum mantap sekali … sambil jalan menimbang-nimbang lalu sebelum ke bilik memutuskan,†kata Taruna yang mengaku selalu ikut memilih pada pemilu-pemilu sebelumnya.
Senada dengan Taruna, seorang yang tidak mau disebut identitasnya mengungkapkan kebingungannya kepada Nias Online: “Susah Pak … terlalu banyak partainya. Lagian kita gak kenal-kenal siapa mereka (maksudnya para caleg: Red),†katanya tersenyum. Toh pada akhirnya dia jatuhkan pilihan kepada partai favoritnya, bukan memilih calon yang gambarnya terpampang dalam surat suara.
“Kami puas … walau cukup capek karena dari tadi pagi pemilih cukup ramai,†kata Rini Budiyanti, PhD., salah seorang anggota Panitia Pemilihan. Ditambahkan Rini – Senior Associate di Flinders Partners – di tengah isu banyaknya mahasiswa yang ingin menjadi golput, ternyata jumlah pemilih cukup besar.
Ketika Nias Online meninggalkan TPS, pemungutan suara baru saja mau ditutup. (brk/*)