Petani Nias keluhkan harga komoditas anjlok
MEDAN – Warga Nias dan Nias Selatan, Sumut mengeluhkan aliran listrik yang tidak stabil bahkan masih sering padam-nyala dan terus tertekannya harga jual berbagai komoditas lokal.
“Keluhan itu disampaikan masyarakat Kecamatan Idanogawo dan beberapa kecamatan lain di Nias dan Nias Selatan ketika saya mengunjungi daerah itu,” kata anggota DPD RI utusan Sumut, Parlindungan Purba, di Medan, sore tadi.
Keluhan tentang layanan PLN itu dimana selain masih sering “byar pet” dan arusnya tidak stabil yang berdampak pada kerusakan barang elektronik masyarakat, kata dia, sudah langsung disampaikan ke PLN Sumut.
Selain soal PLN, menurut Parlindungan, masyarakat di Nias itu juga mengeluhkan harga hasil perkebunan seperti coklat, karet dan kopra yang dihargai murah sehingga hasil panen tidak mencukupi biaya produksi apalagi untuk biaya hidup.
Petani, kata dia, berharap pemerintah bisa membeli hasil perkebunan itu sehingga petani bisa mendapatkan harga jual yang layak.
Petani mengkhawatirkan, dengan harga jual yang tidak memadai, akhirnya nanti mereka benar-benar malas melakoni jadi petani sehingga pemerintah dan pengusaha juga rugi karena ekspor menurun.
Menurut Parlindungam keluhan petani itu akan dibicarakan ke departemen terkait .
“Petani harusnya tetap diberi rangsangan agar mereka tetap mau bertani sehingga produksi dan ekspor berbagai komoditas dari Sumut terjaga,” katanya. (Waspada – www.waspada.co.id – 8/03/2009)
March 27th, 2009 at 10:19 PM
Listrik di nias memang sangat memprihatinkan, terutama di nias barat. Rata2 dalam 24 jam listrik nyala paling lama 10 jam saja 14 jam padam. Padahal tagihan rekening listrik tetap besar. Saya sbg masyarakat nias barat merasa sangat dirugikan. Saya tdk bisa menonton TV dgn tenang, memakai komputer atau peralatan elektronik lainnya karena kuatir tiba2 listrik padam. Lebih parah lagi di malam hari, satu kabupaten gelap gulita. Hanya orang yg mampu membeli genset yg bs terbantu penerangannya. Itu juga harus mampu menambah pengeluarannya utk BBM genset tsb. Sebagi pertimbangan utk genset bensin membutuhkan 2 liter bensin selama 3 jam pemakaian saja. Menurut saya sangat boros. Jadi Kapan PLN diperbaiki pelayanannya? Atau oknum pegawainya yg harus diperbaiki?
April 5th, 2009 at 3:58 PM
Saya juga ingin menyampaikan bahwa harga karet di nias pernah mencapai 12 rb perkilo, saat itu ekonomi masyarakat naik. Lalu tiba2 saja turun drastis mjd 2 rb/kg. Lalu naik sedikit. S/d skrg hanya 4 rb/kg. Seperti inilah keadaan di nias, harga komoditi yg rendah dimana masyarakat hanya bisa pasrah menelan ludah.