Wawancara dengan Mr. Raoul de Torcy, CFO UNICEF Nias
Selama Tahun 2008, UNICEF Nias secara berkala mengirimkan berita kegiatannya di Nias kepada Nias Online yang dapat diakses dalam topik Rekonstruksi. Untuk mendapat informasi yang lebih lengkap tentang program-program UNICEF di Nias, Redaksi Nias Online mewawancarai Mr. Raoul de Torcy Chief Fincancial Officer (CFO) UNICEF Nias. Berikut ini adalah hasil wawancara tertulis yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, sedangkan versi Inggris dapat dilihat di Nias Online Versi Bahasa Inggris. Foto-foto kegiatan UNCEF Nias dapat dilihat di halaman Nias Dalam Gambar.
Sejak kapan UNICEF mulai bekerja di Nias?
UNICEF di Nias memulai misinya beberapa hari setelah gempa Maret 2005. UNICEF Nias di bawah kelola UNICEF Banda Aceh untuk merespons tsunami dan gempa telah memainkan peran kunci untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada perempuan dan anak-anak di Kepulauan Nias.
Untuk memastikan bahwa setiap anak yang menjadi korban bencana alam (tsunami dan gempa bumi) memiliki akses terhadap pendidikan dasar, kesehatan dasar, sanitasi dan perlindungan terhadap trauma, lebih dari 100 tenda darurat dibangun oleh UNICEF dalam tempo beberapa minggu di Nias. Hal ini memungkinkan kegiatan-kegiatan sekolah, kesehatan, penyediaan air/sanitasi dan perlindungan anak bisa dimulai lagi, dan mengembalikan kehidupan yang sedikit lebih normal dalam kehidupan anak-anak.
Apa masalah-masalah utama yang dihadapi anak-anak Nias dan program-program UNCEF untuk mengatasinya?
Dari sisi kondisi sosial, Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan adalah dua kabupaten termiskin dengan tingkat kemelekan aksara terendah di Sumatera Utara. Lagi pula pada tanggal 28 Maret 2005 malam terjadi gempa dahsyat di pantai barat Sumatera yang berdampak di Nias dan Siimeulue. Gempa Maret menelan hampir 1000 korban dan mengakibatkan sekitar 10 persen penduduk (71,000 jiwa) kehilangan tempat tinggal. Infrastruktur dan bangunan-bangunan publik mengalami kerusakan parah dengan biaya perbaikan diperkirakan sebesar US$ 392 juta, jumlah yang jauh melebihi Produk Domestik Bruto (GDP) total kepulauan Nias. Situasi ini mempengaruhi kondisi kehidupan anak-anak Nias, bukan hanya sekolah/pendidikan dan fasilitas ekonomi, tetapi juga kualitas kehidupan dan kesejahteraan mereka.
Misi dan tujuan UNICEF adalah menjamin keberlangsungan pembangunan dan perbaikan kehidupan ibu-ibu dan anak-anak di kepulauan Nias. Respons cepat kami lakukan untuk membawa kehidupan yang lebih normal kepada anak-anak: membangun 75 gedung sekolah darurat bekerjasama dengan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), sekitar 35,000 peralatan sekolah telah dibagi-bagikan ke seluruh pelosok disertai dengan peningkatan kualitas sistem pendidikan; lebih dari 188,500 kelambu dibagikan, imunisasi dilakukan, dan pelatihan penggunaan mikroskop untuk para petugas diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dari malaria dan penyakit menular lainnya; menyediakan air bersih untuk para korban bencana dan bekerja untuk anak-anak rentan trauma pascabencana.
Mitra kami dalam mengimplementasikan program-program kami adalah Pemerintah Kabupaten Nias dan Nias Selatan.
Untuk mencapai misi kami, program-program kami implementasikan melalui 4 seksi:
1. Pendidikan – termasuk dalam seksi ini 120 sekolah yang akan dibangun di Pulau Nias.
2. Kesehatan dan Nutrisi
3. Air, Sanitasi dan Higiene
4. Perlindungan Anak
Selain membangun infrastruktur, apakah UNICEF memiliki program untuk mengatasi kekerasan dan eksploitasi terhadap anak-anak?
Ya, melalui Seksi Perlindungan Anak. Melalui seksi ini kami memecahkan masalah-masalah yang terkait dengan anak-anak bersama dengan para mitra dan stakeholder.
Program perlindungan anak di Nias dibagi dalam 3 sub-unit berdasarkan Rencana Kerja Tahunan (AWP) 2007, yakni: (1) Kekerasan dan Eksploitasi, (2) Pembangunan Masyarakat termasuk Pencatatan Kelahiran, (3) Pengembangan Kesejahteraan Sosial.
Tindak Kekerasan & Eksplotasi. Aktivitas penting adalah meningkatkan kesadaran akan tindakan kekerasan dan eksploitasi terhadap anak-anak, dan rencana aksi perlindungan anak, pedoman pemulihan keadilan, petunjuk kebijakan atas pusat pelayanan terpadu untuk korban tindak kekerasan.
Kegiatan-kegiatan ini diimplementasikan melalui Bagian Sosial Nias, Dinas KB/PP dan CC Pusaka Indonesia sebagai mitra implementasi. Kepolisian, Kejaksaan Negeri, Kejaksaan Tinggi, Rumah Sakit Gunungsitoli dan Organisasi Buruh Sedunia – ILO (badan PBB yang telah bekerja untuk mengatasi masalah-masalah pekerja anak di Sumatera) adalah mitra-mitra lain bagi Perlindungan Anak UNCEF Nias.
Sejak tahun 2007, seksi Perlindungan Anak Nias berhasil melaksanakan kegiatan berikut:
- Pelatihan tentang kekerasan dan eksploitasi terhadap anak untuk 38 pegawai yang terkait dengan penegakan hukum (kepolisian, hakim, jaksa) di tingkat kabupaten untuk Nias dan Nias Selatan.
- Lokakarya tentang bentuk-bentuk terburuk pekerja anak untuk 45 kontraktor lokasl dan agen-agen pembangunan di Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan.
- Seminar-Lokakarya tentang Pengadilan yang memihak anak-anak sebagai bagian dari program Diversi dan Restoratif. Sebanyak 136 polisi, haki, jaksa, perwakilan badan-badan koreksi, pengacara dan institusi paralegal lain menghadiri seminar-lokakarya ini untuk tingkat provinsi.
- Lokakarya Prosedur Operasional Standar untuk Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) yang dihadiri 30 peserta dari institusi pemerintah, rumah sakit dan LSM-LSM.
- Seminar-Lokakarya Pusat Pelayanan Terpadu untuk perempuan dan anak-anak korban tindak kekerasan dan eksploitasi yang dihadiri oleh 50 peserta dari pemerintah, rumah sakit, LSM, lembaga keagamaan dan tokoh-tokoh masyarakat dari kedua kabupaten.
- Pelatihan bagi penyedia jasa Pusat Pelayanan Terpadu untuk perempuan dan anak-anak korban tindak kekerasan.
Beberapa capaian penting kegiatan Perlindungan Anak adalah:
- Pusat-pusat pelayanan anak-anak (child centres) di kedua kabupaten untuk menolong anak-anak yang rentan
- Fasilitasi pusat drop in bekerja sama dengan Yayasan Pusaka
- Sekretariat Perlindungan Anak
- Dukungan terhadap children desk (RPK) di kantor polisi
- Pusat pelayanan terpadu di rumah sakit.
Untuk capaian penting yang disebut di atas, kami menyusun strategi yang disebut sistem rujukan perlindungan anak di mana anak-anak yang rentan akan dirujuk ke sistem atau pengobatan yang tepat.
Apa buah-buah utama kehadiran UNICEF di Nias untuk anak-anak?
Karena misi dan tujuan UNICEF adalah menjamin pembangunan berkelanjutan dan peningkatan kualitas kehidupan ibu-ibu dan anak-anak di Kepulauan Nias, kami mengimplementasikan program terpadu melalui 4 seksi untuk mencapai tujuan.
Kami telah membangun dan memperlengkapi 120 gedung sekolah yang memberikan manfaat berupa pendidikan dasar bagi sekitar 30,000 anak. Kami juga membangun sarana air bersih, sanitasi / higiene yang memberikan manfaat bagi sekitar 15,000 penduduk P. Nias. Kini sekitar 95% penduduk terjangkau oleh fasilitas maternal, neonatal dan kesehatan anak. Anak-anak Nias yang rentan juga dirujuk ke sistem/pengobatan yang baik.
Tindakan-tindakan apa saja yang diambil UNICEF untuk menjamin bahwa aset-aset fisik dan non-fisik yang telah dibangun memberikan efek jangka panjang?
Untuk aset-aset infrastruktur kami mengikuti code of conduct UNICEF dan standar konstruksi Indonesia; kami percaya infrastruktur yang kami bangun akan bertahan lama dan juga tahan gempa. Kekuatan konstruksi diperkirakan memungkinkannya bertahan hingga 30 tahun. Di atas semua itu, pemeliharaan yang rutin dan baik akan menjadi kunci keawetannya. Ini melibatkan semua stakeholders – dari pemerintah hingga masyarakat.
Hal ini juga berlaku untuk aset-aset non-fisik. Intervensi utama termasuk bantuan teknis di bidang kesehatan, air, lingkungan dan sanitasi (WES), pendidikan dan perlindungan anak dilakukan oleh UNICEF bukan hanya untuk mengimplementasikan program tetapi juga untuk meningkatkan kapasitas mitra (pemerintah dan masyarakat) untuk mengelola program. Independensi mitra dan keberlanjutan program menjadi ukuran keberhasilan dan capaian.
Menurut Anda kapan keadaan ‘darurat’ anak-anak Nias berakhir?
Keadaan darurat adalah krisis tiba-tiba yang tak terduga (biasanya melibatkan bahaya) yang membutuhkan tindakan segera. Jadi ketika tidak diperlukan lagi tindakan segera dan ketika semua sistem berjalan dengan baik, termasuk komponen-komponen pendukungnya, pada waktu itulah status darurat berakhir.
Apa rekomendasi Anda kepada Pemerintah Daerah di kedua Kabupaten untuk meningkatkan kualitas kehidupan anak-anak Nias?
Kemampuan menjalankan pemerintahan merupakan kunci pembangunan berkelanjutan. Kemampuan ini akan memudahkan pencapaian peningkatan kualitas kehidupan anak-anak Nias.
Dan kami mendorong pemerintah kedua kabupaten untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan pengembangan kemampuan melalui semua level dan sektor. Sebagai catatan, nuansa perhatian pemerintah yang lebih berfokus kepada infrastruktur sebaiknya diimbangi dengan sistem dan struktur sosial yang juga berperan penting dalam pembangunan berkelanjutan.
Dalam mengimplementasikan program-program Anda di Nias, bagaimana Anda menilai duukungan dan kerjasama pemerintah daerah kedua kabupaten ?
Karena pemerintah (pusat dan daerah) merupakan mitra kami, kami mendapat dukungan penuh dari mereka untuk mengimplementasikan program-program kami.
Apakah kenangan indah dan buruk selama berkarya di Nias
Pencapaian tujuan-tujuan program kami dan efek positifnya terhadap masyarakat merupakan hal yang amat menyenangkan.
(brk*)
February 20th, 2009 at 2:29 PM
what unicef do about culture in Indonesia?