Kenaikan Yesus Kristus dan Sukacita Kekal
Etis Nehe
Kisah kenaikan Yesus Kristus adalah bagian tak terpisahkan dan sama agungnya dengan kisah kelahiran, kematian dan kebangkitan-Nya. Kenaikan ke sorga bukanlah sebuah sesi basa-basi seperti lazim kita saksikan pada penutup sebuah kisah atau riwayat hidup. Kenaikan-Nya memang merupakan akhir dari kehadiran Yesus Kristus secara fisik di dunia. Namun, juga menjadi awal yang baru bagi sesi baru kehidupan manusia dalam ‘berurusan’ dengan Tuhan.
Kisah kenaikan adalah bagian dari rangkaian kisah kasih Allah yang mahaagung dengan manusia berdosa dan tak berlayak. Tiga pesan penting yang dapat meneguhkan iman dan sekaligus membuka jalan pada pengenalan kepada Yesus Kristus dari peristiwa kenaikan-Nya ke sorga tersebut.
I. Menggenapkan Nubuat
Yesus Kristus pernah mengatakan, Dia akan kembali kepada Bapa. Akan pergi menyediakan tempat bagi orang percaya (Yoh 14). Dalam doanya juga, Yesus Kristus mengatakan bahwa dimana Dia akan berada, yakni bersama Bapa di Sorga, di sana juga semua orang percaya akan berada (Yoh. 17:24).
Kenaikan itu sendiri melahirkan sebuah wahyu (revelasi) baru, mengenai kedatangan-Nya kembali dan caranya (Kis 1:9-11). Pada banyak bagian Alkitab dijelaskan mengenai kedatangan Yesus Kristus yang akan menjadi Hakim pada akhir zaman. Dia akan menjemput orang-orang yang percaya kepada-Nya dan mengadili seluruh manusia. Pada akhir zaman, satu-satunya yang tidak boleh tidak harus ditemui manusia adalah Hakim Kekal Yesus Kristus.
Berita kenaikan Yesus dan revelasi baru mengenai kedatangan Yesus Kristus kedua kali pada akhir zaman menegaskan kekomplitan realitas dan penggenapan seluruh ‘takdir’ iman orang Kristen. Kehidupan orang Kristen akan berakhir dengan pertemuan dengan Bapa, di tempat dimana Yesus Kristus bersama-sama dengan-Nya saat ini.
II. Menjadi Saksi
Dari seluruh catatan pada ketiga Injil sinoptik (Matius, Markus dan Lukas) dan Kisah Para Rasul, semua penjelasan kenaikan Yesus dikaitkan dengan hal ‘Menjadi Saksi’. Menjadi Saksi dikonkritkan dalam perintah melaksanakan Amanat Agung. Yaitu, memberitakan Injil ke seluruh dunia.
Markus menjelaskan dengan pola ‘singkat cerita’ dengan mengatakan bahwa para murid pergi memberitakan Injil ke seluruh dunia dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertai. Sedangkan, Kisah Para Rasul 1 menulis secara runut seluruh agenda para murid paska kenaikan Yesus namun tetap dengan fokus pada pemberitaan Injil atau ‘Menjadi Saksi.’
Setelah segala sesuatu mengenai rentang hidup Yesus Kristus selama di dunia yang diakhiri dengan kenaikannya di Bukit Zaitun, tidak ada core of life yang lebih besar dalam sejarah kehidupan orang Kristen kecuali menjadi saksi atas apa yang didengar, dirasakan, dialami, dipercaya dari dan tentang Tuhan. Mulai dari ‘turun dari sorga’ hingga ‘naik ke sorga’ telah disaksikan. Setiap orang percaya adalah saksi atas interaksi suci antara sorga dan dunia tersebut. Itu adalah kisah yang agung, yang layak diceritakan melalui kehidupan sehari-hari. Perlu setiap orang tahu demi kelanjutan hidupnya.
III. Sukacita
Ada yang berbeda pada reaksi para murid ketika Yesus Kristus naik ke sorga. Tidak seperti sebelum-sebelumnya. Para murid tidak lagi menunjukkan kesedihan seperti pada saat pertama sekali Yesus menceritakan bahwa Dia akan diambil dari murid-murid-Nya dan akan kembali kepada Bapa, dalam percakapan pra Getsemani. Mereka juga tidak lagi mengekspresikan kesedihan seperti pada saat Yesus telah mati dan dikuburkan.
Padahal, dengan kenaikan itu, secara fisik mereka tidak akan pernah bertemu lagi dengan Yesus Kristus. Perpisahan pernah menjadi sesuatu yang menggusarkan mereka ketika Yesus memberitahukan bahwa Dia akan ditangkap dan dibunuh. Kebangkitan Yesus Kristus telah merubah secara fundamental persepsi, konsep dan praktik mereka tentang mempercayai Allah.
Mempercayai Allah, kini berbeda sama sekali dengan konsep lazim terdapat pada seluruh kebudayaan manusia. Konsep Allah a la Yudaisme yang membelenggu kuat kehidupan mereka, kini telah diperbarui. Mempercayai Allah, kini, berarti kepastian akan hidup bersama Allah. Allah adalah Pribadi yang berinteraksi dengan cara ‘menginterupsi’ sistem duniawi yang mana melalui itu, secara formal dan sah, proses ‘penebusan manusia oleh manusia’ sepenuhnya terealisasi. Dengan itu, dosa dikalahkan dan manusia dibawa kembali kepada Allah. Itulah yang disebut dengan keselamatan melalui dan oleh penebusan Kristus. Dengan itulah ada jaminan kepastian hidup kekal bersama dengan Allah di sorga bagi orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Dengan itu, kehidupan dengan segala kerumitannya itu bukan lagi sesuatu yang menakutkan.
Sukacita paling hakiki manusia adalah, ketika Allah berkata kepadanya, “Aku mengasihimu. Marilah datanglah kepada-Ku. Percayalah kepada Yesus Kristus dan engkau akan bersama denganku di sorga.” Jadi, sukacita terbesar manusia adalah ketika dia menemukan jawaban yang pasti akan berakhir dimana kehidupannya kelak, setelah meninggalkan dunia yang fana ini. Itulah sukacita kekal, yang membuat para murid tidak takut lagi menjalani hidup, sekali pun harus ‘berpisah sementara’ melalui kenaikan Yesus Kristus ke Sorga.
Apakah Anda memiliki sukacita itu? Yesus Kristus adalah jawabannya.
Aku bersuka cita bersama Tuhan Yesus Kristus. Hidup damai sejahtera selalu bersama Dia yang hidup kekal.
tq y, tulisan diatas menambah pengertian kpd ku lbh lagi tentang arti kenaikan Tuhan Yesus Kristus.
Tuhan memberkati.
makasi pak etis. aku diberkati melalui tulisan di atas
@Kowen & Elis: Puji Tuhan bila Anda mendapat berkat dari artikel itu. Segala kemuliaan bagi Dia saja. Selamat menikmati hidup dalam anugerah-Nya.
saya ance,sangat bersyukur bahwa Tuhan kita sangant baik Dia(yesus) mati,dikuburkan bangkit dari antara org mati dan naik kesurga dan kita umat harus punya keyakinan bawha Ia kesorga untuk menyediakan tempat untuk kita.pasti akan kembali untuk menjempt kita sekalian Amin…..salam merdeka bersama kristus by ance hesegem papua