Antisipasi Cuaca Buruk — Merpati Pindah Sementara ke Bandara Halim PK
JAKARTA – Bagi Anda yang memiliki jadwal penerbangan ke luar kota pada beberapa hari mendatang, info ini berikut ini sangat penting. Mengantisipasi terganggunya operasional penerbangan akibat cuaca buruk , di antaranya banjir, maskapai Merpati Nusantara Airlines akan memindahkan basis operasionalnya di Bandara Halim Perdanakusuma untuk sementara. “Keberangkatan pertama dari Bandara Halim Perdanakusuma mulai pada pukul 21.00, Senin (4/2) dengan flight (penerbangan, red) rute Jakarta-Ujungpandang-Biak. Hal itu untuk mengantisipasi banjir serta terjaminnya keamanan dan kenyamanan penumpang,†ujar Sekretaris Perusahaan Merpati Purwatmo kepada Investor Daily di Jakarta, Minggu (3/2).
Dia menjelaskan, untuk kedatangan dari luar kota menuju Jakarta, pesawat akan langsung menuju Halim PK. Selanjutnya, kata dia, seluruh aktifitas kedatangan dan keberangkatan sepenuhnya efektif di bandara milik TNI-AU tersebut pada Selasa (5/2).
Purwatmo mengungkapkan, pertimbangan pindah sementara tersebut, juga mengacu pada prediksi cuaca yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) yang memerkirakan cuaca buruk akan terus berlangsung selama satu pekan ke depan. Pihaknya juga belum bisa memrediksi sampai kapan operasional Merpati tersebut akan dilakukan di Bandara Halim PK.
Sementara itu, Maskapai Garuda Indonesia, Mandala Airlines dan Lion Air belum memiliki rencana untuk pindah sementara. Menurut Kepala Komunikasi Garuda Indonesia Pujobroto mengungkapkan alasannya terkait dengan sistem penerbangan Garuda Indonesia yang bersifat jaringan (network) dan bukan point to point sebagaimana maskapai lainnya. Kedekatan dengan fasilitas perawatan (Garuda Maintenance Facility/GMF) juga menjadi pertimbangan. Bila terjadi kerusakan teknis akan mudah perbaikannya. “Selain itu, karena Garuda menggunakan sistem pertiketan online, bila pindah, walau beberapa hari saja, harus tetap membangun infrastruktur baru di Bandara Halim PK. Itu menyulitkan,†kata dia.
Mandala Airlines juga belum memiliki rencana untuk memindahkan sementara operasionalnya. Menurut Kepala Komunikasi Perusahaan Mandala Airlines Trisia Megawati, pada hari ini operasional pesawat telah berlangsung seperti biasa. “Mandala akan menginformasikan kepada calon penumpang bila ada perubahan jadwal. Tapi sampai hari ini tidak ada. Kalau pun terjadi keterlambatan, sekitar 30-55 menit saja,†kata dia.
Sementara itu, Kepala Komunikasi Perusahaan Lion Air Hasyim Arsal Alhabsy mengungkapkan, pihaknya belum merencanakan pindah sementara ke Bandara Halim PK. Namun, bila hal itu diinstruksikan oleh AP II dan bersifat mandatory, pihaknya siap memindahkan sementara operasionalnya ke bandara itu. Dia mengakui, dalam dua sampai tiga hari ke depan masih akan terjadi penumpukan sebagai efek terganggunya operasional penerbangan dua hari lalu tersebut.
Tiket Tidak Hangus
Pada umumnya semua maskapai mengakui gangguan operasional sejak dua hari lalu tersebut karena faktor alam yang tidak bisa dihindarkan (force majeur). Namun, pada umumnya belum menghitung total potential lost yang terjadi.
Terkait pelayanan kepada penumpang, kata Pujobroto, pihaknya menerapkan kebijakan bahwa penumpang yang telat ke bandara akibat cuaca buruk dan sulitnya akses tetap dapat berangkat. “Tiketnya tidak hangus. Tetap bisa terbang pada pada penerbangan berikutnya. Cuma mereka harus reservasi ulang pada penerbangan berikutnya tersebut,†kata dia.
Mandala juga menerapkan kebijakan yang sama. Bahkan, kata Trisia, pihaknya selalu memperbarui informasi jadwal penerbangan secara langsung kepada calon penumpang.
Sedangkan Hasyim mengatakan, dampak beruntun akibat penumpukkan penumpang selama dua hari ini akan terus terjadi sampai dua atau tiga hari ke depan. Akibatnya, menurut dia, keterlambatan keberangkatan tidak dapat dihindari bahkan mencapai rata-rata lima jam. Namun, ungkap dia, setiap penumpang yang tertunda keberangkatannya, tetap akan diberangkatkan pada penerbangan berikutnya tanpa membayar lagi karena tiketnya tidak hangus. “Rugi sih pasti ada walau belum dihitung, tapi yang lebih penting adalah tanggungjawab moral kepada penumpang akibat keterlambatan yang tidak bisa dihindari ini,†ujar dia.
[etisnehe]