Pembekuan Izin Dicabut, SMAC Kembali Terbangi Nias
JAKARTA – Direktur Sertifikasi dan Kelaikan Udara (DSKU) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan (Dephub) Yurlis Hasibuan mengungkapkan, pembekuan operasi maskapai Sabang Merauke Air Charter (SMAC) telah dicabut dan resmi diizinkan beroperasi kembali.Â
“Ya, pembekuan operasi SMAC sudah dicabut setelah Tim Penilai yang diturunkan menilai SMAC telah memenuhi syarat terbang,†ungkap Yurlis di Jakarta, Rabu (18/7).
Yurlis mengatakan, berdasarkan penilaian, SMAC telah memenuhi syarat masuk kategori II pemenuhan standar keselamatan dan keamanan penerbangan. Maskapai SMAC secara resmi mulai terbang lagi pada 16 Juli 2006 ke rute-rute yang selama ini diterbangi, salah satunya, Pulau Nias.Â
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Budhi Muliawan Sutyitno menjelaskan, pemeringkatan dilakukan baik kepada operator penerbangan yang beroperasi berdasarkan Civil Aviation Safety Regulation (CASR) 121 (Air Operator Certificate [AOC] 121/sering juga disebut sebagai Lisensi Terbang) maupun kepada operator yang beroperasi berdasarkan CASR 135 (AOC 135), dalam hal kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan prosedur keselamatan penerbangan dalam menjalankan kegiatannya.Â
Dari seluruh maskapai yang dinilai, sebanyak 11 perusahaan penerbangan masuk kategori III. Tiga diantaranya dicabut AOC-nya dan delapan lainnya di bekukan AOC-nya dimana salah satunya adalah SMAC. Akibat pembekuan tersebut, rute-rute yang diterbangi SMAC yang pada umumnya daerah-daerah terpencil menjadi kosong.
Sebelumnya, Dephub telah meminta Merpati untuk meningkatkan penerbangan ke Nias untuk mengisi kekosongan tersebut. Selain itu, Dephub juga mendesak PT Pelni agar membuka kembali jalur pelayaran Jakarta-Padang-Sibolga-Gunung Sitoli (Nias).(etisnehe)Â Â
  Â
saya masih tertarik membahas masalah pembekuan ijin SMAC, pertama saya ingin sampaikan bahwa saya bukan menolak atau tidak setuju dengan beroperasi nya SMAC di NIAS, saya sangat setuju dengan ada nya SMAC beroperasi di NIAS. yang menjadi pertanyaan saya tetap pada standart keselamatan. saya masih belum percaya apabila yang tertulis dalam artikel “bahwa TIM PENILAI telah menilai SMAC LAIK TERBANG”. apakah team penilai nya benar-benar sudah melakukan pemeriksaan…? saya naik SMAC terakhir pada tahun 2005, keadaan yang ada adalah dinding atau sekat dalam pesawat di tutup dengan TRIPLEKS, tripleks nya pun sudah rusak. saya tidak tahu apakah sekarang telah berubah atau belum. apakah keadaan yang demikian bisa di katakan LAIK TERBANG …???
Ya’ahowu…
Sdr Denny, terima kasih atas pertanyaan kritis Anda. Seingat saya, pertanyaan itu juga merupakan pertanyaan para wartawan pada umumnya, khususnya di Dephub. Bukan hanya pada maskapai SMAC tetapi juga pada maskapai lainnya, termasuk Garuda sekalipun.
Tentu saja, saya tidak bisa menjustifikasi sisi ‘kebenaran’ kelaikan sebuah maskapai. Walau ada sedikit ‘kecurigaan’ yang selalu menempel pada setiap statemen pemerintah, tapi setidaknya mereka adalah institusi yang berwenang untuk menyatakan laik atau tidak.
Tentu saja, DSKU (Direktorat Sertifikasi dan Kelaikan Udara) tidak akan sembarangan memberi penilaian pada saat tingkat keselamatan dan keamanan penerbangan di Indonesia sedang disorot masyarakat dunia. Ingat kasus boikot Uni Eropa, konfirmasi Arab Saudi dan terakhir dari Korea Selatan.
Dephub punya kriteria penilaian untuk kelaikan sebuah maskapai. Memenuhi kategori dua biasanya berarti telah memenuhi persyaratan minimal keselamatan penerbangan. Dalam hal ini, sisi kenyamanan bukan kategori penentu, tetapi keselamatan penerbangan. Kasarnya, pesawat itu aman atau bisa terbang dengan baik. Kalau kategori satu, tentu saja lebih baik dan sudah mencakup kenyamanan.
Ini sedikit jawaban dari saya, dari belajar sedikit demi sedikit tentang dunia penerbangan sembari liputan di Dephub. Tentu saja,pihak Dephub yang lebih berkompeten memberi jawaban yang lebih tepat.
Tks
Kira-kira begitu yang dapat saya jelaskan.
sdr. etis yang anda tulis itu ada benar nya. yang saya maksud nya bukan “kenyamanan” dalam pesawat tetapi standart keselamatan nya. dapat di bayangkan pelapis dinding bagian dalam pesawat terbuat dari tripleks, dan celaka nya tripeks nya pun sudah rusak-rusak. jadi yang jadi pertanyaan apakah dengan spt itu bisa di katakan laik terbang. yang menjadi ketakukan saya oknum di dishub hanya percaya kepada “oknum-oknum” yang notabene nya sudah di lobi oleh pihak operator penerbangan. BESAR harapan saya hal tersebut sudah di perbaiki. hal kenyaman bisa di nomor 2 kan tapi hal keselamatan harus no 1. dahulu saya pernah mendengar kalau merpati akan terbang ke lasondre, oleh sebab itu landasan pacu lasondre di perbersar, dan hal itu telah di laksanakan sewaktu saya pulang ke p.tello setahu saya sedang dalam pengerjaan. tapi sampai saat ini merpati belum pernah terbang ke lasondre. kapan hal tersebut bisa terwujud …?? apabila hal tersebut bisa terwujud maka cita-ciata untuk mengembangkan NIASEL bisa lebih cepat terwujud.
saya senang kalau SMAC kembali beroperasi di Nias, yang menjadi pertanyaan saya buat penulis apa rute Padang-Binaka sudah di buka kembali? kalau iya, mohon informasi penerbangannya.
Buat sdr Denny
Terima kasih atas tanggapannya. Saya tidak bisa melanjutkan penjelasan tentang SMAC karena kita tidak punya ‘bahan’ mengenai kondisi pesawat SMAC saat ini. Saya tidak pernah naik SMAC dan Anda terakhir menggunakan jasanya pada 2005 lalu.
Tetapi, setahu saya, dalam penilaian yang dilakukan Dephub, mereka akan masuk ke pesawat. Kalau hal itu masih ada, ini menurut pendapat saya, Dephub tidak mungkin memberi nilai laik.
Tetapi, ngomong-ngomong, berdasarkan pemahaman awam saya tentang penilaian kelaikan terbangnya suatu pesawat, yang paling utama adalah lapisan luarm, struktur rangka dan peralatan navigasi penerbangan (yang biasa ada di kokpit). Berbeda dengan yang di dalam.
Tetapi, saya setuju dengan Anda bahwa tidak seharusnya demikian. Kalau pun pake triplek, mbok ya yang rapi gitu, iya kan?
Buat Sdr[i] Medelis,
Saya juga membaca dari koran daerah di Sumut bahwa SMAC akan terbang ke Lasondre. Saya tidak tahu mengenai kepastiannya. Kantor SMAC yang lebih bisa memberi jawaban mengenai jadwal penerbangan yang dimaksud.
Tks.
buat semua ono niha yang membaca artikel ini, sekali lagi saya sampaikan bahwa saya tidak bermaksud memojokkan pihak-pihak tertentu dalam masalah penerbangan SMAC, kita semua pasti setuju kalau SMAC sangat di butuh kan di nias terutama NIASEL, kenapa saya bilang NIASEL karena di gng.Sitoli penerbangan yang lain juga ada tapi untuk ke lasondre cuma ada SMAC. saya menyampaikan komentar dalam artikel ini dengan tujuan mudah-mudahan pelayanan dan keselamatan menjadi hal yang pokok yang di utamakan oleh operator penerbangan. dan kembali saya bertanya apakah benar MERPATI akan melakukan penerbangan ke Lasondre, karena isue tersebut telah lama beredar dan landasan pacu lasondre telah di perbaiki, atau landasan pacu nya belum laik untuk pesawat sekelas merpati…? (dalam hal lebar dan panjang lintasan). kalau tidak sesuai kontraktor nya juga harus di audit.
Sdr. Denny,
Komentar Anda masih wajar dan tak perlu takut dicap memojokkan pihak tertentu. Situs ini (berdasarkan statistik) dikunjungi oleh banyak pihak selain masyarakat Nias. Jadi semoga komentar semacam ini menjadi perhatian pihak-pihak terkait yang kebetulan membacanya.
Pak Etis Nehe, bagian dari Tim Redaksi Yaahowu, telah memanfaatkan jaringannya ke pihak yang kompeten untuk mengusahakan perbaikan kondisi perhubungan ke Nias. Semoga usaha ini juga dibarengi oleh usaha tindak lanjut dari Pemda di kedua kabupaten di Nias untuk mengingat-ingatkan departemen terkait di Jakarta.
Redaksi
tolong dong diinformasikan jadwal padang-nias smac or merpati n kapan kita bisa mudah membelinya, saya pernah kepadang katanya agak susah karena pesawatnya kecil dan muat 9 org u ke nias, padahal kita sangat butuh karena lebih murah dibanding medan-nias. gimana caranya kita bisa beli dijakarta tiketnya? please n thx b4