Pulau Terluar di Nias Banyak Dikuasi Orang Asing
Laporan Wartawan Kompas Khaerudin
GUNUNGSITOLI, KOMPAS – Pulau-pulau terluar di Nias dan gugusan pulau-pulau Batu banyak dikuasai orang asing. Kondisi ini terjadi akibat minimnya pengawasan yang dilakukan aparat keamanan baik TNI maupun Polri. Selain itu, pulau terluar di Kepulauan Nias dan gugusan pulau-pulau Batu memiliki daya tarik keindahan luar biasa.
Menurut Kepala Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Perwakilan Nias William P Sabandar, beberapa pulau-pulau terluar di Kepulauan Nias sudah dikuasai oleh orang asing. Mereka membeli pulau-pulau tersebut untuk kepentingan pariwisata karena daya tarik keindahan pantai dan potensi gelombang laut untuk surfing (berselancar).
Menurut William, pulau-pulau tersebut rata-rata tak terurus oleh pemerintah daerah sehingga memungkinkan warga negara asing membeli tanah di pulau-pulau itu. Beberapa pulau terluar seperti di gugusan Pulau-pulau Batu dan Pulau Inako dibeli oleh orang Jerman dan Australia.
“Tidak mungkin Pulau-pulau Batu yang memiliki 101 pulau itu hanya diatur oleh Pemkab Nias Selatan. Harusnya pulau-pulau tersebut diatur tersendiri dan terpisah dari Nias Selatan,” ujar William di Gunungsitoli akhir pekan lalu.
Pulau-pulau Batu adalah salah satu gugusan pulau terluar yang berada di Selatan Pulau Nias. Kepulauan ini terletak berbatasan dengan perairan laut Sumatera Barat.
Administrasi diatur oleh pemerintah kecamatan di Pulau Tello, salah satu pulau yang cukup besar di gugusan Pulau-pulau Batu. Untuk mengawasi 101 pulau yang ada di gugusan Pulau-pulau Batu ini, jumlah aparat menurut William tidak sebanding. Hanya ada lima anggota TNI Angkatan Laut dan 20 hingga 30 orang polisi dari Polsek Pulau Tello.
Padahal menurut William, Pulau-pulau Batu memiliki potensi perikanan dan pariwisata yang luar biasa untuk dikembangkan. “Wajar jika kemudian ada orang asing dengan mudah bisa membeli pulau-pulau tersebut, karena pengawasan kurang. Mereka kemudian bisa membangun villa, resor atau semacamnya,” kata William.
Sumber: Kompas, Senin, 02 April 2007
April 7th, 2007 at 2:35 AM
KEPADA PEMERINTAHAN NIAS,
Saya Yaredi Waruwu Asal Nias desa Ononamolo II merasa sedih sekali bila orang Asing mau menguasai semua pariwisata yang ada di Nias.Itu adalah sangat merugikan masyarakat kita kedepan bila orang Asing menguasainnya.
Kita tau bahwa Pariwisata adalah sangat penting kepada seluruh masyarakat dan salah satu pendapatan kita sebenarnya bila kita bisa mau membangunnya.Menurut saya kita tidak bisa melarang orang Asing untuk datang di semua Pariwisatan tapi jangan sampai mereka itu yang menguasainya.Kalo mereka hanya sebagai visiter saja tidak jadi masalah.Apakah kita semua masyarakat Nias ini tidak bisa membangun pariwisata ? apakah masih belum ada pemuda/i asal Nias ini yang bisa diandalkan untuk maju kedepan? saya pikir sudah mulai ada pemuda/i yang mau memajukan Nias ini kedepan.
Kita tau bahwa Nias adalah potensi yang sangat bagus untuk di kelolah kedepan maka masih ada kesempatan buat kita semua untuk membangunnya bersama- sama.
Saya sangat setuju dengan pendapat William, Beliau berkata bahwa pulau-pulau batu memiliki potensi perikanan dan pariwisata yang luar biasa untuk kita kembangkan.Saya sarankan agar di perketat keamanan jangan sampai orang luar bisa menguasainya.
Terimakasi bapak William atas informasinya melalui forum komunitas kita ini. Salam perjuangan…..
YAREDI WARUWU
(SWITZERLAND )
yaredi_swtzd@yahoo.co.id
September 12th, 2008 at 2:13 PM
Ya’ahowu saudara Yaredi. Wie geht es Dir, mein freund ? Bist du danke ? Saya sangat senang membaca opini – opinimu di internet. Saudara Yaredi, Victor minta untuk bercerita sedikit bagaimana saudara bisa berada di Swiss.
Victor juga alumni SMA ST. XAVERIUS GUNUNG SITOLI, Thn 1994.
Sekarang tinggal di Jakarta sedang studi bahasa asing. Menurut anda, kira – kira sulit gak belajar bahasa Jerman. Mungkin kalau saya berada di Swiss, saya yakin bisa belajar bahasa Jerman, French and Italian. Saya menunggu kabar dari saudara.
October 17th, 2008 at 2:35 AM
Saya sebagai putra daerah asal Pulau-pulau Batu tepatnya daari pulau Simuk yang merupakan salah satu pulau terluar di Indonesia.
saya sangat terharu sekali melihat pualu-pulau yang dikuasai oleh orang asing/orang luar terlebih-lebih pulau-pulau terluar yang terisolir yang notabene kurang diperhatikan oleh Pemerintah khususnya PEMKAB Nias Selatan.
Tetapi hal sedemikian wajar-wajar saja harus terjadi karena daripada pulau-pulau itu kurang bahkan tidak diperhatikan oleh pihak Pemerintah lebih baik diberikan atau dijual pada orang asing (mendatangkan hasil)sementara ada beberapa potensi yang ada didalam pulau tersebut seperti perikanan dan pariwisata.
Pemerintah Indonesia umumnya dan PEMKAB Nias Selatan khususnya lebih banyak mengurus kantong sendiri,dan lebih banyak berpikir/membuang energi hanya untuk berpikir bagaiman supaya uang negara dan uang rakyat bisa masuk kantong, bukan membuang energi untuk berpikir bagaimana supaya yang kecil itu bisa dibesarkan sehingga bisa dilirik oleh mata dunia.
Sementara wakil-wakil rakyat yang ada berpikiran yang sama dan bahkan lebih parah lagi,mereka lebih banyak berpikir juga bagaimana caranya mencuri suara rakyat dengan cara membohongi,money politic, untuk duduk diperiode berikut.
Jadi saya setujui jika orang asing menguasai sebagian gugusan pulau-pulau yang ada di kepulauan Batu.Minimal dengan banyak orang asing masuk ke pulau-pulau tersebut maka dengan sendirinya akan membangkitkan-semangat bagi warga pulau-pulau batu untuk belajar bahasa asing dan memungkinkan untuk membuat kerajinan tangan untuk dijual.
Terima kasih.
Gentelman Bago
October 18th, 2008 at 9:41 PM
pasal 33 ayat 3UUD 1945 berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesarbesar kemakmuran rakyat”. tidak ada alasan pihak asing memiliki dan menikmati hasil bumi indonesia. hmmmmm….. itu kalau benar indonesia sudah merdeka! apa indonesia sudah merdeka…….?????? pertanyaan sulit…….