Masih Traumakah Penduduk Nias Sebagai Akibat Bencana Alam?
*Artikel dalam rangka peringatan 2 tahun “28 Maret 2005” Gempa Bumi di Nias
Oleh: Restu Jaya Duha
Mengapa Tema ini Aktual?
Ini adalah pertanyaan pertama yang menurut saya adalah hal mendasar. Sebab, dengan pertanyaan inilah setiap pemerhati Kepulauan Nias diiring melihat kembali sejenak situasi di daerah kita.
Bumi kita ini adalah tempat yang paling kita senangi dan paling kita cintai, baik untuk kehidupan manusia itu sendiri maupun sebagai ruang bagi flora dan fauna. Manusia sanggup bereksplorasi ke planet lain, seperti Mars namun hingga kini planet-planet yang ditemukan tidak layak untuk dihuni. Jadi, planet Bumi tetaplah satu-satunya yang layak huni di jagat raya ini dan yang mampu memberikan ruang kehidupan bagi makhluk hidup.
Bumi terdiri dari 9 lempengan, yaitu: lempengan Eropa-asia, Australia, Pasifik, India, Antartika, Afrika, Arab, Amerika Selatan dan Amerika Utara. Kepulauan Nias terletak di atas lempengan Eropa-asia dekat perbatasan dengan lempengan Australia. Lempengan-lempengan tersebut selalu bergerak setiap saat menurut arahnya masing-masing dan di saat tertentu menimbulkan tumbukan yang akhirnya mengakibatkan bencana alam, seperti gempa, yang bahkan berpotensi memicu tsunami.
Lempengan Eropa-asia bergerak ke arah lempengan Australia atau sebaliknya, kemudian timbul patahan di dasar laut, atau patahan lain di dalam kulit bumi, maka hal inilah yang menimbulkan gempa hebat seperti pada tanggal 28 Maret 2005 yang lalu.
Kalau lempengan yang satu bergerak, maka lempengan yang lain juga akan bergerak memberi reaksi, namun kapan akan terjadi tumbukan atau patahan selanjutnya pada lempengan lainnya seperti yang terjadi di Kepulauan Nias, tidak ada seorangpun yang tahu secara pasti. Para ahli hanya bisa memperkirakannya, misalkan dengan menganalisa jumlah pada setiap titik rawan gempa, yang ironisnya terletak dan tersebar paling banyak di sekitar kepulauan Nias atau kawasan pantai barat.
Memang bumi kita ini tidaklah kekal, akan selalu terjadi perubahan, pergerakan lempengan pun terjadi sangat drastis saat ini. Artinya perubahan luas sebuah daratan atau permukaan tanah pun berubah cepat.
Pada situasi sekarang, manusia semakin tergantung kepada lingkungan alamnya yang semakin terbatas kemampuannya. Bumi semakin pelit untuk menyediakan lahan pemukiman. Bumi telah mengisyaratkan bahwa banyak sumber daya alam tidak akan mencukupi lagi. Atau bumi telah mengisyaratkan ancaman-ancaman besar bagi manusia, seperti akibat rumah kaca atau akibat pemanasan global. Sementara manusia semakin membutuhkan banyak hal dari planet Bumi. Manusia memanfaatkan sumber daya alam semaksimal mungkin dan melalaikan keterbatasannya, hingga bencana demi bencana terjadi.
Bencana alam sangat berdampak kepada lingkungan hidup manusia selanjutnya dan juga berimbas pada perubahan lingkungan sosial, budaya, ekonomi dan politik. Banyak hal yang bisa terjadi pada masyarakat atau individu setelah bencana alam, kejadian yang paling parah dan menyayat hati masing-masing orang adalah kematian, trauma, kehilangan harta benda, kerusakan infrasruktur, kerusakan lingkungan, dll.
Tema ini juga sangat menarik buat saya, karena kejadian gempa bumi di Nias tanggal 28 Maret 2007 saya alami sendiri.
Arti Trauma dan Gejala-gejalanya
Definisi trauma sangatlah susah untuk diuraikan dengan tepat dan bentuknya tidak dapat dikenali secara langsung dengan kasat mata, namun hanya dapat diketahui dengan melihat gejala-gejala yang diakibatkan oleh trauma. Menurut pendapat Peter A. Livine (1998): “Ein Trauma wird durch stress erzeugende ereignisse verursacht, die sich außerhalb normaler Menschliche Erfahrung bewegen und die auf fast jeden Menschen stark belastend wirken. Diese Defenition schliesst die folgenden ungewöhnlichen Erfahrungen ein: Massive Bedrohungen des Lebens oder der körperlichen Integrität”. (arti dalam Bahasa Indonesia, kurang lebih sebagai berikut: sebuah trauma disebabkan melalui stres, yang bergerak di luar pengalaman normal atau di luar kesadaran manusia dan menimpa hampir setiap orang yang menderita beban yang kuat/berat. Definisi ini dapat diringkas dari pengalaman sebagai berikut: seperti ancaman keras terhadap kehidupan atau ancaman terhadap integritas tubuh manusia).
Gejala-gejala trauma sebagai berikut:
- Gangguan tidur
- Seringkali menangis
- Hiperaktiv
- Sangat sensitif terhadap cahaya dan suara
- Depresi, takut akan datang malapetaka
- Kurang tertarik untuk hidup selanjutnya
- Fluktuasi suasana hati, kadang senang dan kadang marah tanpa sebab.
- Tidak mempunyai perasaan menolong.
- Mimpi buruk
- Sering terkejut
- Takut akan kematian, dll.
Akibat Bencana Alam di Nias
Akibat kepulauan Nias tertimpa 2 bencana beruntun beberapa data dapat disajikan sebagai berikut :
- Bencana yang pertama yaitu tsunami pada 26 Desember 2004 yang bersamaan dengan tsunami Aceh, di kepulauan Nias menimbulkan korban jiwa 122 orang dan 18 orang dinyatakan hilang, disamping itu kehilangan harta benda.
- Belum berhenti dari kepedihan akibat bencana tsunami, terjadi lagi bencana kedua yaitu gempa bumi dasyat berkekuatan 8,7 SR pada 28 Maret 2005 yang berdampak jauh lebih mengerikan yang meliputi hampir seluruh penduduk Kepulauan Nias. Tercatat 839 jiwa meninggal dunia, labih dari 6.279 terluka, 15.000 rumah hancur dan lebih dari 30.000 rumah rusak berat dan ringan. Infrastruktur vital yang ada ikut hancur, contohnya 12 pelabuhan dan pangkalan ikan, 800 km jalan kabupaten dan 266 km jalan propinsi. Lebih 700 unit gedung sekolah atau 90 persen gedung sekolah di Nias, 2 rumah sakit dan ratusan puskesmas dan ribuan gedung peribadatan. (BRR, 2006).
Beberapa cuplikan foto sebagai akibat gempa 28 Maret 2005 di kepulauan Nias Sumber (Foto: Restu Jaya Duha, Maret-April 2005)
Foto 1: Kerusakan rumah penduduk dan harta benda di Jl.Sirao G.Sitoli
Foto 2: Kerusakan fasilitas ekonomi – Pasar Ya’ahowu (“Pasar Bertingkat”) di Pasar G.Sitoli.
Foto 3: Kerusakan fasilitas kesehatan-Apotik di Pasar G.Sitoli.
Foto 4: Penduduk berusaha menyelamatkan harta benda dari reruntuhan bangunan.
Foto 5: Disamping terjadi kerusakan bangunan, beberapa tempat dibarengi kebakaran.
Foto 6: Anak-anak yang paling menderita tidur/mengungsi di tenda yang
bahannya diambil dari sisa reruntuhan bangunan.
Foto 7: Seorang Ibu mengurus bayinya di luar rumah karena takut tertimpa bangunan.
Foto 8: Korban gempa yang luka-luka mengungsi di lapangan Pelita Gunung Sitoli.
Foto 9: Terjadi kepanikan “penduduk eksodus” karena mendengarkan isu bahwa Pulau Nias akan tenggelam.
Foto 10: Peti mati utk korban meninggal yang ditemukan.
Konsekuensi pada Penduduk Nias
Membaca gejala-gejala trauma dan akibat bencana alam di Nias serta melihat beberapa cuplikan foto sebagai akibat dari gempa Nias tersebut, maka setelah 2 tahun, muncul beberapa pertanyaan berikut ini untuk didiskusikan:
- Bagaimana persepsi masyarakat terhadap bencana alam dan selanjutnya bereaksi?
- Terdapatkah trauma bersifat kolektif atau trauma bersifat individu sebagai akibat bencana alam?
- Jika ja: Bagaimana gejala-gejala traumanya?
- Bagaimana perkembangan trauma tersebut?
Literatur Utama
- GÜNTHER, Horst (1994): Das Erdbeben von Lisabon, Berlin: Verlag Klaus Wagenbach
- KARGER, Andrea/Heinz, Rudolf (Hg.) (2004): Trauma und Gruppe : psychoanalytische, philosophische und sozialwissenschaftliche Perspektive, Gießen : Psychosozial-Verlag
- LEVINE, Peter A./Frederick, Ann (1998): Trauma Heilung, das Erwachen des Tigers Unsere Fähigkeit, traummatische Erfahrungen zu transformieren, Essen: Synthesis Verlag
- WILSON, John P. (1989): Trauma, Transformation and Healing an Integrative Approach to Theory, Research, and Pos-Posttraumatic Therapy, New York: Brunner/Mazel
Ya’ahowu
Karlsruhe-Jerman, 21 Maret 2007
Restu Jaya Duha
July 9th, 2009 at 7:23 PM
gempa di nias membuat masyarakat trauma & banyak kerusakan rumah, jalan dll , karenanya BRR/NGO datang memberi bantuan kemanusiaan guna pemulihan NIas tapi banyak dari dana tersebut dari berbagai media menyatakan banyak terjadi KKN dalam pelaksanaanya. lebih baik dan lebih bermartabat apabila tim audit & penegak hukum menindak tegas para pelakunya,.
July 11th, 2009 at 9:57 PM
Yth. Esa
Terima kasih kommentnya…
Setahu saya ada beberapa KKN yang terjadi sudah diadili…
Salam
Restu Jaya Duha
February 28th, 2012 at 4:48 PM
Adoro me mostrar peladinha na web cam
January 30th, 2014 at 12:01 AM
I LOVE NIAS