Akhirnya Masyarakat Nias Mengeluarkan Sikap: Menolak Bergabung dengan “bakal†Provinsi Tapanuli
Hari Sabtu malam tanggal 2 Desember 2006, bertempat di Lantai II Kantor Bupati Nias Jl. Pancasila Gunungsitoli, berlangsung pertemuan penting yang barangkali memiliki efek jangka panjang buat Nias secara keseluruhan.
Pertemuan itu, sebagaimana diberitakan Waspada Online adalah “pertemuan penjaringan aspirasi dan sikap masyarakat Nias terhadap rencana pembentukan Provinsi Tapanuliâ€. Pertemuan penting itu dihadiri oleh Ketua DPRD Nias, M. Ingati Nazara, A.Md, Wakil Bupati, Temazaro Harefa, Sekda, Drs. FG. M. Zebua, sejumlah anggota DPRD Nias, tokoh agama, adat, tokoh pemuda/wanita, pimpinan Parpol, pimpinan Ormas, para Kaban/Kadis/Kakan dan Kabag Lingkup Pemkab Nias.
Ada dua catatan yang perlu dikedepankan dari petemuan ini. Pertama, pertemuan sepenting itu terlewat dari pemberitaan harian SIB, yang menjadi “corong†Panitia Penggagas Pembentukan Propinsi Tapanuli (P4T) yang hampir setiap hari menampilkan berita-berita terkait dengan berbagai dukungan terhadap “bakal†Propinsi Tapanuli.
Kita wajar bertanya: apakah SIB sama sekali tidak tahu event sebesar dan sepenting itu ? Rasanya tak masuk akal, karena dari berbagai pemberitaan, kita bisa melihat bahwa SIB punya “saluran-saluran†komunikasi di Nias, yang sering dimanfaatkan untuk “menggolkan†tujuan-tujuan politis P4T. Maka kesimpulan yang dapat kita ambil adalah: SIB sengaja “melewatkan†berita itu.
Sebagai bukti, SIB edisi Sabtu 9 Desember 2006 memberitakan “kekecewaan berat†Ketua Forum Independen Pemantau Pembangunan Nias (FIPPN) – Imanuel Daely, ST – terhadap Bupati Nias yang belum juga mengeluarkan rekomendasi mendukung Provinsi Tapanuli. Padahal dalam pertemuan Sabtu 2 Desember 2006 itu, Bupati Nias Binahati Baeha mengeluarkan sebuah pernyataan yang sangat tegas, “Masyarakat Nias tidak dapat dipaksakan menentukan sikap bergabung atau tidak bergabung dengan rencana pembentukan Provinsi Tapanuli (protap), karena hal itu merupakan hak politik masyarakat Nias secara keseluruhan.â€
Hal kedua, Pemda dan DPRD Nias, melalui pertemuan itu telah melakukan langkah yang sangat pas dan demokratis sebelum mengambil sebuah keputusan besar yang memiliki efek jangka panjang bagi Nias secara keseluruhan. Dengan mempertemukan berbagai representasi masyarakat Nias, Pemda dan DPRD Nias bisa melihat secara jernih bagaimana suara masyarakat Nias yang sesungguhnya. Pernyataan sikap “menolak†yang dikeluarkan oleh para tokoh yang hadir dalam pertemuan itu sebenarnya tidak mengherankan. Jajak pendapat yang diselenggarakan Situs ini beberapa waktu yang lalu memperlihatkan sikap yang sama: mayoritas menolak penggabungan Nias dengan “bakal†Propinsi Tapanuli. Semoga kenyataan ini menjadi pertimbangan penting bagi pihak P4T, organisasi-organisasi yang beratribut “Nias†dan individu-individu yang berada dan aktif dalam medan politik.
Kepada P4T kita berharap hendaknya menerima kenyataan ini: Nias tidak menghendaki penggabungan dengan “bakal†Provinsi Tapanuli. Ini berarti, P4T harus realistis, tak perlu lagi melakukan manuver-manuver yang justru bisa menimbulkan antipati masyarakat Nias. Juga, tak perlu menghalalkan berbagai cara misalnya mencampuradukkan masalah politik dengan hukum dengan tujuan untuk menekan Pemda Nias. Eben Hia, Direktur Lembaga Pemberdayaan Potensi Nias (LP2N) mengimbau SIB: “Tolong pisahkan antara Politik dengan Hukumâ€.
Bagi organisasi-oragnisasi yang beratribut Nias, kita juga berharap mereka mengedepankan kearifan dalam mengeluarkan pernyataan terkait dengan dukungan Nias terhadap “bakal†Propinsi Tapanuli. Rasa-rasanya tidak ada yang jauh lebih representatif mengeluarkan sikap yang mewakili masyarakat Nias selain dari pada para tokoh masyarakat Nias yang hadir dalam pertemuan akbar Sabtu tanggal 2 Desember 2006 itu. Hal ini patut kita tegaskan mengingat adanya selentingan bahwa oknum-oknum dari organisasi tertentu yang “beratribut†Nias ingin mendekati P4T untuk mencari kemungkinan “tawar-menawar†politis. Bahkan, konon ada yang ingin meminta perjanjian di atas kertas kepada pihak P4T apabila oknum tersebut menggunakan nama organisasinya untuk menyatakan “dukungan Nias†terhadap “bakal†Propvinsi Tapanuli. Kita berharap, mereka ini bisa mengedepankan kepentingan Nias jangka panjang dalam setiap sikap dan langkah politisnya.
Hal yang sama kita harapkan pada para politisi asal Nias. Semoga mereka juga mengedepankan kearifan, menahan diri, tidak mengeluarkan statemen yang justru berseberangan dengan suara masyarakat Nias yang sesungguhnya.
Bagi seluruh masyarakat Nias kita berharap hendaknya event ini bisa menyadarkan kita semua bahwa dalam situasi tertentu kita perlu melupakan perbedaan (sekurang-kurangnya buat sementara) demi memperkuat benteng pertahanan kita agar kita jangan diceraiberaikan oleh pihak-pihak yang ingin memaksakan kehendak terhadap Nias. Dan situasi itu telah datang: saat ini juga.
Kita mengharapkan agar aspirasi dan sikap yang telah dinyatakan itu segera dirumuskan oleh pihak DPRD dan Pemda Nias menjadi sebuah pernyataan resmi dan menyampaikannya kepada pihak-pihak yang terkait.
Akhirnya, kita menyampaikan ucapan “Selamat !†dan “Yaahowu !†kepada Bupati dan Wakil Bupati Nias, Ketua dan para anggota DPRD Nias, para tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda/wanita, pimpinan Parpol, pimpinan Ormas, dan semua yang hadir dalam pertemuan itu, atas ketegasan sikap mereka, atas pernyataan mereka yang murni, yang tak tergoyahkan oleh berbagai tekanan internal dan eksternal yang datang bertubi-tubi sampai detik ini.(eh)