Ibu Bantai 5 Anak Kandung di Nias, 3 Tewas
Gunungsitoli, (Analisa) — Diduga karena sakit hati kepada suami dan anaknya, seorang ibu berinisial SN (30) penduduk Dusun VI Desa Fatodano Kecamatan Ulugawo membunuh lima anak kandungnya dengan sebilah parang, Sabtu (26/12).
Dari pembataian itu, tiga anak korban yang merupakan anak kandung tersangka, Ferina Nduru (10), Fonaha Nduru (8) dan Ferius Nduru (3) meninggal dunia. Sedangkan dua lagi Ferida Nduru (7) dan Foloo Nduru (5) hingga saat ini masih mendapatkan perawatan yang intesif di RSU Gunungsitoli.
Kapolres Nias AKBP Wawan Munawar SIk MSi didampingi Kapolsek Idanogawo Iptu Arius Zega di ruang kerjanya Senin (28/12) kepada wartawan mengatakan, terungkapnya kasus pembantaian itu, bermula Minggu (27/12) ada informasi dari Polsek Idanogawo.
Mendapat informasi itu, polisi menuju lokasi dan hasil bukti yang didapatkan di lokasi, polisi menahan tersangka SN ibu kandung para korban. Kapolres Nias menuturkan, hasil pemeriksaan dan keterangan tersangka, pembantaian kelima korban ketika suami tersangka bernama Talizanolo Nduru memberi tahu tersangka dia akan merantau di luar Nias serta suaminya berniat akan membawa kelima anak mereka ke perantauaan.
Mendengar itu, tersangka sedih dan merasa sakit hati kepada suaminya serta tidak bisa menerima kenyataan itu. Selain sakit hati atas niat suaminya, pada Jumat (25/12) salah seorang korban dari lima anaknya mengata-ngatai ibunya sehingga membuat tersangka semakin sedih dan sakit hati.
Ketika para korban sedang tidur, tersangka bangun dan mengambil sebilah parang terletak tidak jauh dari tempat tidur. Sedangkan suaminya sedang mengikuti acara Natalan di kampung tetangga berjarak sekitar 3 km dari rumah korban. Tersangka membantai kelima anaknya dengan sebilah parang.
Hingga saat ini, tersangka masih ditahan di Mapolres Nias untuk pemeriksaan lebih lanjut serta barang bukti berupa sebilah parang yang masih berlumuran darah, baju korban Ferida Ndraha dan baju tersangka.
Tersangka ketika ditanya Analisa di Mapolres Nias mengaku melakukan hal itu karena sakit hati kepada suami dan anak-anaknya. Saat ditanya apakah menyesal melakukan hal itu, tersangka menyatakan tidak menyesal sedikit pun. Dari aksi pembantaian itu, tambah Talizanolo Nduru hanya tinggal seorang anak mereka yang selamat, Kafina Nduru (1,5) dan saat pembataian Kafina berada di atas ayunan. (kap/esp)
Sumber: Analisa
December 29th, 2009 at 8:04 pm
sungguh sangat sedih, setan telah menguasai hati dan pikiran ibu ini… sehingga dia tega membantai anak-anaknya, seharusnya pihak kepolisian perlu memeriksakan kejiwaan ibu ini kerumah sakit jiwa sebelum dia di introgasi. kalau hanya dengan alasan suaminya dan kelima anaknya pergi merantau, menurut saya tidak cukup alasan buat ibu ini melakukan hal demikian. akan tetapi pasti ada masalah besar yang timbul dikeluarga ini, yang tidak terjangkau pikirannya sehingga terjadi kekosongan berpikir dan oleh SETAN menguasai kekosongan tersebut disamping ke-IMANAN dan penyerahan diri kepada Tuhan Yesus yang sangat-sangat kurang ( Nihil)dalam kehidupuan keluarga ini.
saya yakin bahwa kita semua sangat prihatin dengan keluarga ini….
tetapi tidak ada yang bisa kita lakukan selain berdoa kepada Tuhan buat keluarga ini… semoga Tuhan memberikan jalan yang terbaik buat mereka. dan kiranya juga Tuhan menghindarkan Keluarga kita Masing-masing dengan hal-hal seperti ini. dan hanya ada satu jalan yang kita lalui yakni dengan menjalin hubungan kepada Tuhan Yesus, dengan berdoa dan menyerahkan jiwa kita,keluarga kita hanya kedalam tangan pengasihanNya. Syaloom…. Yaahowu!!
December 30th, 2009 at 2:24 pm
Sadis Bener tu Ibu,….masa anak kandung sendiri….di bunuh….sungguh keterlaluan…ibu ini mungkin kena gangguan jiwa kali ya….
December 31st, 2009 at 2:41 pm
baguslah klo begitu…
nikmatilah hari-harimu di di jerujing besi…
okelah klo begitu…
January 1st, 2010 at 8:53 am
Terlalu! Hanya hukuman mati yang pantas buat ibu iblis itu.
January 1st, 2010 at 9:30 am
sadis bener bu….
mang ga da jalan keluar ya??? masa ank kandung sendiri dibunuh!
saya ingin bapak2 yang bertugas menangani hal ne, mengambil keputusan seadil2nya biar hal tu bisa jadi pengalaman bagi yang lainnya, agar tdk terulng lagi.
selamat bertugas buat bapak2 yang menangani masalah ne.
jbu 4ever
lestari
January 1st, 2010 at 1:15 pm
Tuhan…
Tolong seorang ibu ini, yg telah mengambil keputusan di dlm keputus asaan…
Amien…
January 2nd, 2010 at 8:16 pm
Tingkat emosional Ditimbulkan karna banyak hal.
1.Tertekan
2.Terlalu banyak diam
3.Ambisi yang berlebihan
4.Kurang berkomunikasi
5.Tidak banyak Berdoa
6.Sempitnya wawasan
Untuk itu beberapa hal di atas mari kita saling mengoreksi diri sendiri agar Tuhan menyadarkan kitaa dalam segala arah.
January 2nd, 2010 at 8:26 pm
Hukuman yang pantas kepada seorang ibu ini
1.saya lihat dari kronologis kejadian itu,ibu ini depresi melihat tingkh laku suami dan anak2nya ini.jadi yang pantas hukumannya addalh
a.Pembinaan rohaninya yang kurang mendalami firman tuhan
b.hukuman paling tidak 10 tahun penjara dll
January 2nd, 2010 at 9:38 pm
saya berharap ibu dptmenghabiskan masa sisa hidupnya di hotel prodeo krn penjara sementara tidak seimbang dgn perbuatannya kpd anaknya. sungguh KEJAM KAU SEBAGAI SEORANG IBU, yang selayaknya melindungi anaknya.
January 2nd, 2010 at 9:42 pm
saya berharap ibu dpt menghabiskan masa sisa hidupmu di hotel prodeo krn penjara sementara tidak seimbang dgn perbuatan ibu kpd anak ibu yang tidak berdosa itu. sungguh KEJAM KAU SEBAGAI SEORANG IBU, yang selayaknya kau melindungi anak ibu.
January 5th, 2010 at 12:48 am
Pembntian yang dilkkan olh ibu trsbt dats sbg cnth & pengalaman bagi semua agar jangan terjadi didalam hpd kita. para ibu kasihilah anak-anak kalian yang telah Tuhan percayakan untuk dibesarkan, jangan lari dari tanggung jawab.
January 11th, 2010 at 1:33 am
Pemerintah Nias dan Pemko Gunung Sitoli, kenapa ngak ada respon dengan kasus ini, justru pihak-pihak luar begitu peduli dengan anak-anak Nias…mari kita bantu mereka
January 11th, 2010 at 9:40 am
wah,…wah,…wah,…
sahutan ini banyak terdengar dari teman teman sekantor ku ketika mereka membaca berita ini,…betapa tidak, seorang ibu kandung tega untuk membantai anaknya sendiri,..
kejadian ini kembali mengingatkan saya san kita semua tentang perihal yang sama tentang pembantaian sebuah keluarga di desa sifalaete tempo hari. berapa anak harus meregang nyawa karenanya dan seorang ibu harus menahan rasa sakit akibat bacokan parang…
sekarang didalam kasus ini apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah Nias..?? didalam berita ini, hanya ada pihak pihak tertentu saja yang mau berperan untuk membantu korban….
tapi kenapa dengan pemerintah kota dan pemkab,,..??? apakah masih sibuk dengan perayaan acara kunjungan tahun baru dengan para relasi pemerintahan..?? yah mungkin saja,..(sahut temanku saat itu).
nah sekarang, bagaimana untuk urusan biaya pengobatan korban di RS. Gunungsitoli? apakah sudah ada donatur untuk korban..???…mungkin gratis kali dari pemerintah…(bisik teman temanku lagi),..boro-boro gratis,..kunjungan dari pemerintah aja ngak…?? (teriak rekan ku yang satu lagi)…akupun hanya tertawa kecil..ha..ha..ha..
ahhh sudah lah kita saksikan saja bagaimana akhir dari cerita ini celetuk ku saat itu,..
“katanya ada biaya gratis untuk orang miskin, yaudah pakai itu aja”.gitu aja kog repot,…!!!(kata Gusdur)..
January 11th, 2010 at 10:39 am
wah,…wah,…wah,…
sahutan ini banyak terdengar dari teman teman sekantor ku ketika mereka membaca berita ini,…betapa tidak, seorang ibu kandung tega untuk membantai anaknya sendiri,..
kejadian ini kembali mengingatkan saya san kita semua tentang perihal yang sama tentang pembantaian sebuah keluarga di desa sifalaete tempo hari. berapa anak harus meregang nyawa karenanya dan seorang ibu harus menahan rasa sakit akibat bacokan parang…
sekarang didalam kasus ini apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah Nias..?? didalam berita ini, hanya ada pihak pihak tertentu saja yang mau berperan untuk membantu korban….
tapi kenapa dengan pemerintah kota dan pemkab,,..??? apakah masih sibuk dengan perayaan acara kunjungan tahun baru dengan para relasi pemerintahan..?? yah mungkin saja,..(sahut temanku saat itu).
nah sekarang, bagaimana untuk urusan biaya pengobatan korban di RS. Gunungsitoli? apakah sudah ada donatur untuk korban..???…mungkin gratis kali dari pemerintah…(bisik teman temanku lagi),..boro-boro gratis,..kunjungan dari pemerintah aja ngak…?? (teriak rekan ku yang satu lagi)…akupun hanya tertawa kecil..ha..ha..ha..
ahhh sudah lah kita saksikan saja bagaimana akhir dari cerita ini celetuk ku saat itu,..
“katanya ada biaya gratis untuk orang miskin, yaudah pakai itu aja”.gitu aja kog repot,…!!!(kata Gusdur)..
January 12th, 2010 at 3:11 pm
Tiga aja kok repot? yang jutaan orang saja mati kelaparan dan kehausan nggak ada yang repot atau ribut.
January 16th, 2010 at 11:54 am
kalo menurut aq kayaknya ibu ini lebih kejam daripada induk harimau, soalnya induk harimau pun masih mau melindungi anaknya dari serangan apapun termasuk dari bapaknya sendiri.
tapi aq tidak menyalahkan sepenuhnya si ibu melainkan suaminya dan bapak dari anak-anaknya itu, sebab kejadian ini tidak akan terjadi jika sisuami bisa bijak dalam menyelesaikan masalah mereka sebagai suami istri dan bukannya malah menyuruh anak-anak mereka untuk lebih memperburuk situasi kelaurga yang sudah kacau balau. Mungkin kejadian ini adalah satud ari sekian banyak masalah perkawinan yang ada di di Nias karena bisa saja awalnya kelaurga ini terbentuk bukan karena dasar pondasi yang kuat, spt; cinta, kasih,sayang dll. tapi karena faktor adat , masyarakat dan keluarga kedua belah pihak yag hanya memikirkan pada saat pasangan ini menikah tapi setelah pasangan ini membentuk kelaurga tanpa pondasi yang kuat maka beberapa faktor tadi malah lepas tangan dan pasatinya lebih menyalahkan si ibu tanpa melihat kenapa si ibu berbuat demikian. dan mungkin juga faktor tradisi yang mana setiap perempuan nias yang kana menikah dengan jumlah jujuran yang tinggi ditetapkan oleh pihak keluarga perempuan bisa menjadi faktor si bapak/suami melakukan kekerasan pada istrinya karena mereka menganggap istrinya tadi telah dibeli denbgan harga yang tinggi sementara si suami/ bapak tadipun sebenarnya tidak mampu, namun memaksakan diri demi tradisi yang begitu rumit . Sehingga ketika keluarga sudah terbentuk maka mulailah kesewenang-wenangan terhadap siitri dan istripu tidak bia berbuat apa-apa dan terpaksa melampiaskan semua pada anak-anaknya.
January 17th, 2010 at 10:01 am
Mari kita perduli satu sama yang lain,saling mendoakan agar kita semua terhindar dari cobaaan seprti yang di alami oleh saudra kia
Salam Hangat kami semua dari
Duri-Riau
Alfena Zalukhu
PT.Chevron Pasifik Idonesia
Mantanance Facility Enginering
Duri-Riau